
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Indonesia mengusulkan penerapan model Multi-Operator Core Network (MOCN) sebagai langkah strategis untuk mempercepat adopsi internet 5G di tanah air. Usulan ini terinspirasi dari keberhasilan Malaysia dalam mengimplementasikan jaringan 5G, di mana negeri jiran tersebut telah mencapai cakupan jaringan sebesar 80% sejak peluncuran 5G pada tahun 2021, bersamaan dengan Indonesia.
MOCN merupakan sistem berbagi infrastruktur yang memungkinkan berbagai operator seluler untuk menggunakan jaringan akses radio (RAN) yang sama. Berdasarkan penjelasan dari Ericsson, RAN berfungsi sebagai jembatan antara perangkat pengguna dan jaringan inti melalui gelombang radio. Dengan MOCN, operator dapat berbagi investasi dan mempercepat ekspansi jaringan, sehingga mengurangi biaya yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur 5G.
Dalam rilis resminya, Menteri Komdigi Meutya Hafid menekankan pentingnya penerapan model MOCN ini. "Malaysia sudah berhasil dalam implementasi 5G, sementara Indonesia baru mencatatkan cakupan sinyal 5G sebesar 2,5% dengan hanya 376 situs yang terhubung," ungkapnya. Ia menambahkan bahwa untuk bersaing dan meraih manfaat dari ekonomi digital, Indonesia perlu mempercepat transformasi digital dan memperluas akses internet.
Berikut adalah beberapa tantangan dan strategi yang dihadapi Indonesia dalam mengadopsi 5G:
Keterbatasan Konektivitas: Sebanyak 86% sekolah di Indonesia belum memiliki akses fixed broadband, dan 38% kantor desa tidak terhubung dengan internet. Sementara itu, 75% puskesmas juga mengalami masalah dengan konektivitas.
Pembangunan Infrastruktur: Komdigi bekerja sama dengan Kementerian Investasi untuk menarik lebih banyak investasi demi mempercepat pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang dibutuhkan. Inisiatif ini termasuk pemanfaatan infrastruktur milik PLN untuk distribusi serat optik, yang dapat mengurangi biaya investasi hingga 67%.
Pengembangan Jaringan 5G: Pemerintah berencana merilis pita frekuensi 2,6 GHz pada tahun 2025 demi mendukung pengembangan jaringan 5G, meskipun saat ini masih terdapat gugatan dari MNC Group di PTUN. Pita 3,5 GHz juga sedang digunakan untuk layanan satelit hingga tahun 2034, yang perlu dikoordinasikan dengan baik agar transisi ke 5G bisa berjalan lancar.
- Komitmen Terhadap Digitalisasi: Dalam pertemuan antara Komdigi dan Kementerian Investasi, Meutya menegaskan bahwa akselerasi transformasi digital adalah bagian dari visi Indonesia Digital 2045, yang menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional antara 7% hingga 8%.
Menteri Investasi, Rosan Roeslani, menambahkan bahwa sektor digital menjadi salah satu pilar penting dalam meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat internasional. "Sinergi antara pemerintah dan sektor swasta sangat penting untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan," katanya.
Dengan adanya pendekatan inovatif seperti Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang didorong oleh Danantara, sovereign wealth fund yang berorientasi pada investasi strategis, investasi di sektor digital diharapkan dapat meningkat. Hal ini bertujuan untuk mempercepat penetrasi internet, yang merupakan langkah penting untuk memperkuat industri dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital nasional.
Sebagai rangkuman, Kementerian Komunikasi dan Digital tengah berupaya untuk mengadopsi model MOCN yang terbukti efektif di Malaysia guna mempercepat adopsi 5G. Keberhasilan misi ini akan sangat tergantung pada investasi yang tepat dan sinergi antara pemerintah dengan sektor swasta dalam menghadapi tantangan konektivitas yang ada. Melalui strategi-strategi tersebut, Indonesia berharap dapat mengejar ketertinggalan dan memastikan infrastruktur digital yang lebih baik untuk masyarakat.