Dunia

Kontroversi Jurnalis Wanita: Istri Macron Disebut Pria di Rusia!

Jurnalis Prancis, Natacha Rey, telah menarik perhatian publik setelah mengklaim bahwa istri Presiden Prancis, Emmanuel Macron, terlahir sebagai seorang pria dan sedang mencari suaka politik di Rusia. Dalam wawancara terbaru dengan media Rusia, Izvestia, Rey bersama pengacaranya, Francois Danglehant, menyatakan bahwa pencariannya untuk berlindung dipicu oleh apa yang ia sebut sebagai “penganiayaan” yang dialaminya di Prancis.

Rey, yang selama tiga tahun terakhir menginvestigasi kehidupan pribadi Macron, pernah menuduh bahwa Brigitte Macron adalah seorang transgender, dan mengklaim bahwa identitas aslinya adalah Jean-Michel Trogneux, saudara laki-laki Brigitte. Tuduhan ini memicu kontoversi dan telah membuat Rey menjadi subjek tindakan hukum di negara asalnya. Pada tahun 2022, Brigitte Macron menuntut Rey atas pencemaran nama baik dan pelanggaran privasi. Pengadilan Paris kemudian memutuskan Rey untuk membayar ganti rugi sebesar USD 8.200 kepada istri presiden.

Dalam penjelasannya mengenai keputusan untuk mencari suaka di Rusia, Rey menggambarkan negara itu sebagai “demokrasi yang hebat” dibandingkan dengan Prancis. Ia menilai Prancis menganiaya oposisi politik dan membatasi kebebasan berbicara. “Mengapa saya memilih Rusia? Karena Rusia adalah negara besar, peradaban besar yang saya kagumi, yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional dan Kristen yang melekat pada diri saya,” ungkap Rey saat diwawancarai. Rey juga menuduh bahwa Rusia “telah menjadi korban kampanye disinformasi yang tidak dapat dibenarkan” oleh media Eropa dan Amerika selama bertahun-tahun.

Danglehant, pengacara Rey, membela kliennya dengan menegaskan bahwa tuduhan terhadap Rey adalah “dibuat-buat”. Ia juga mengklaim bahwa kesaksian palsu disampaikan oleh mantan anggota keluarga Brigitte Macron. Meskipun Rey belum mengajukan permohonan resmi untuk suaka, perwakilannya menyatakan bahwa ia akan segera melakukannya di Kedutaan Besar Rusia di Paris.

Untuk menambah konteks, berikut adalah beberapa informasi penting mengenai kasus ini:

1. Natacha Rey adalah jurnalis yang mulai terlibat dalam kontroversi ini sejak 2021.
2. Tuduhan Rey mengenai identitas Brigitte Macron telah memicu beragam reaksi, baik dari publik maupun media.
3. Pengacara Rey menjelaskan bahwa kliennya tidak merasa aman untuk tinggal di Prancis karena ancaman terhadap kebebasan berbicaranya.
4. Brigitte Macron telah menceraikan suami pertamanya sebelum menikah dengan Emmanuel Macron pada tahun 2007.

Kekhawatiran Rey mengenai keselamatan dan kebebasannya di Prancis mencerminkan isu yang lebih luas terkait dengan kebebasan pers dan hak individu di negara-negara Eropa. Sementara itu, komentar Rey tentang Rusia dan pandangannya terhadap nilai-nilai tradisional menuai reaksi bervariasi. Di satu sisi, ada yang mendukung keputusannya mengingat kondisi yang dia hadapi; di sisi lain, banyak yang skeptis mengenai klaim yang dia buat tentang Brigitte Macron dan kebijakan Pemerintah Prancis.

Pada saat yang sama, seperti yang diungkapkan oleh Tolsty, Wakil Ketua Duma Negara Rusia, belum ada permohonan resmi untuk suaka yang diajukan oleh Rey. Hal ini menyisakan ketidakpastian tentang langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Rey dan bagaimana situasi ini akan berkembang.

Terlepas dari kontroversi yang mengelilingi berita ini, kejadian ini menggambarkan dengan jelas dampak bagi jurnalis dan tokoh publik yang terlibat dalam isu-isu sensitif di era modern, terutama di bidang kebebasan berbicara dan identitas. Masyarakat luas, khususnya pengamat dan kritikus politik, akan mengikuti dengan seksama perkembangan selanjutnya dari kasus ini dan kemungkinan dampaknya terhadap reputasi Brigitte Macron serta posisi Emmanuel Macron sebagai presiden.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button