Korban Tewas di Gaza Lampaui 50.000, Israel Bantah Kementerian Kesehatan

Lebih dari 50.000 warga Palestina dilaporkan tewas sejak dimulainya kampanye militer Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023. Data tersebut disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas, yang juga menyebutkan bahwa lebih dari 113.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut. Angka kematian tersebut setara dengan sekitar 2,1% dari populasi Gaza yang berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa.

Pemicu dari konflik ini adalah serangan mendadak oleh kelompok Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang, mayoritas adalah warga sipil, serta menculik 251 orang lainnya. Serangan ini memicu respon militer besar-besaran dari Israel, yang tidak hanya menyebabkan korban jiwa, tetapi juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang meluas.

Meskipun data dari Kementerian Kesehatan Gaza banyak dianggap dapat dipercaya oleh berbagai institusi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Israel secara konsisten membantah informasi tersebut. Mereka mengklaim bahwa angka yang dilaporkan oleh pihak Gaza tidak dapat dianggap akurat dan berusaha meredakan kritik internasional terhadap tindakan militer mereka.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat tidak adanya perbedaan antara jumlah warga sipil dan pejuang dalam laporan mereka, sehingga memperdebatkan validitas data sulit dilakukan. Penelitian oleh Kantor Hak Asasi Manusia PBB menunjukkan bahwa hampir 70% dari korban tewas yang terverifikasi selama enam bulan terakhir adalah perempuan dan anak-anak, menyoroti dampak besar terhadap kelompok kerentanan dalam konflik ini.

Laporan yang diterbitkan oleh jurnal medis terkemuka, The Lancet, pada Januari lalu, mengungkapkan bahwa angka korban tewas kemungkinan jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan; perkiraan menunjukkan kemungkinan kenaikan angka hingga 41% lebih dari yang diungkapkan Kementerian Kesehatan Gaza. Hal ini menambah kerumitan dalam mencari kebenaran mengenai dampak kemanusiaan dari konflik yang berlangsung.

Ditambah lagi, jurnalis internasional yang berupaya masuk ke Gaza untuk meliput secara independen kerap kali dilarang oleh otoritas Israel, sehingga situasi ini semakin sulit untuk diverifikasi dan dipahami secara utuh.

Dalam konteks perang yang terus berlanjut, data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa setidaknya 39 kematian terjadi dalam 24 jam terakhir, menjadikan total korban tewas menjadi 673 orang sejak Israel melanjutkan operasi militernya. Sementara itu, serangkaian penyerangan Israel menyebabkan tidak hanya korban jiwa tetapi juga menghancurkan banyak rumah dan infrastruktur vital.

Sementara komunitas internasional terus mengamati perkembangan situasi, lebih banyak suara menyerukan perlunya penyelesaian jangka panjang dan perhatian lebih pada krisis kemanusiaan yang terjadi di wilayah itu. Dalam waktu yang sulit ini, banyak pihak berusaha untuk menjembatani komunikasi dan berupaya membawa pandangan yang lebih holistik tentang dampak yang terjadi akibat konflik tersebut.

Dengan meningkatnya jumlah korban dan intensitas konflik, krisis kemanusiaan di Gaza menjadi salah satu isu mendesak yang memerlukan perhatian global. Ketidakpuasan dengan data yang disediakan oleh berbagai pihak menyoroti tantangan dalam meraih konsensus mengenai keadaan darurat kemanusiaan yang dihadapi. Di tengah kerusuhan ini, upaya untuk mencari jalan keluar tetap menjadi fokus utama bagi banyak pemangku kepentingan di seluruh dunia.

Berita Terkait

Back to top button