Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait maraknya iklan dan fitur media sosial (medsos) yang tidak sesuai dengan usia anak. Dalam sebuah video yang dipublikasikan, Komisioner KPAI, Retno Listyarti, menyoroti berbagai dampak negatif yang bisa timbul akibat paparan iklan tersebut. Menurutnya, anak-anak yang aktif menggunakan media sosial dapat terpapar konten yang berisiko, termasuk iklan produk yang tidak sesuai dengan usia mereka.
KPAI mencatat bahwa di era digital saat ini, anak-anak semakin mudah mengakses berbagai platform mediasosial. Ini membuat mereka rawan terpapar konten iklan yang tidak hanya bersifat komersial, tetapi juga mengandung unsur yang mampu memengaruhi perilaku anak. Beberapa jenis iklan yang disoroti termasuk produk kecantikan, rokok, dan minuman beralkohol, yang semua itu bisa memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan psiko-emosional anak.
Selain itu, Retno menekankan bahwa fitur-fitur di media sosial yang dirancang untuk menarik perhatian pengguna juga memiliki potensi menimbulkan risiko. “Anak-anak mungkin tidak sepenuhnya memahami iklan yang mereka lihat dan bisa jadi mereka menyerap pesan yang salah,” katanya. Hal ini berpotensi merusak pemahaman anak tentang nilai-nilai yang seharusnya ditanamkan kepada mereka.
KPAI mencatat beberapa poin penting yang menjadi perhatian mereka terkait iklan dan fitur medsos yang tidak sesuai usia:
-
Paparan Terhadap Iklan Berbahaya: Anak-anak sering kali melihat iklan produk yang berisiko, seperti yang mengandung unsur kekerasan atau pornografi, yang bisa mengganggu perkembangan mental mereka.
-
Kurangnya Kontrol dari Orang Tua: Banyak orang tua yang tidak mengetahui bahwa anak-anak mereka mengakses konten-konten yang tidak sesuai. Hal ini menunjukkan perlunya pendidikan bagi orang tua tentang pentingnya mengawasi aktivitas digital anak.
-
Regulasi yang Lemah: Regulasi mengenai iklan di medsos bagi anak-anak dianggap masih lemah. KPAI mengingatkan pemberlakuan aturan yang lebih ketat bagi platform media sosial untuk melindungi pengguna muda.
-
Perluasan Edukasi Digital: KPAI mendorong adanya program edukasi yang lebih luas bagi anak-anak untuk meningkatkan literasi media mereka, sehingga dapat lebih kritis saat menjelajahi konten di internet.
- Peran Pemerintah dan Penegakan Hukum: KPAI meminta agar pemerintah lebih tegas dalam menegakkan hukum terkait pelanggaran yang berhubungan dengan iklan produk yang ditujukan untuk anak-anak.
Melihat kondisi ini, KPAI juga menekankan bahwa orang tua harus lebih proaktif dalam mengawasi penggunaan gadget oleh anak-anak. Selain itu, penting bagi orang tua untuk menjelaskan kepada anak-anak mengenai arti dan tujuan dari iklan yang mereka lihat, sehingga anak dapat lebih memahami dan memilah antara yang baik dan buruk.
Dalam video tersebut, KPAI juga mengecam tindakan sejumlah influencer dan selebriti yang mempromosikan produk yang tidak pantas untuk anak-anak. Mereka meminta agar para public figure ini turut bertanggung jawab dalam menyajikan konten yang tepat dan tidak menyesatkan bagi pengikutnya, terutama anak-anak.
Sebagai bagian dari langkah preventif, KPAI menghimbau masyarakat untuk lebih aktif melaporkan konten iklan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku dan dapat merugikan anak-anak. Dengan adanya kolaborasi antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah, KPAI percaya bahwa perlindungan terhadap anak dapat lebih efektif.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, peran semua pihak menjadi sangat penting untuk menjamin keamanan dan kesehatan mental anak-anak di ruang digital. Tantangan ini harus dihadapi bersama agar generasi mendatang tumbuh dengan pemahaman dan nilai yang baik, serta tidak terpapar konten yang merugikan mereka.