Kronologi Lengkap Bobon Santoso Mualaf: Syahadat Dua Kali

Kisah perjalanan spiritual Bobon Santoso menjadi mualaf menarik perhatian banyak orang setelah ia membagikan pengalamannya dalam podcast Denny Sumargo yang diunggah pada 17 Maret 2025. Dalam perbincangan tersebut, Bobon menceritakan bagaimana proses ia mengucapkan syahadat sebanyak dua kali, yang secara tidak terduga terjadi ketika ia awalnya tidak memiliki niat untuk menjadi mualaf pada hari itu.

Bobon menceritakan bahwa kedatangannya untuk bertemu ustaz Derry Sulaiman sebetulnya bertujuan untuk membuat konten memasak untuk kegiatan Ramadan 2025. Dalam rencana tersebut, ia ingin memasak sop kambing untuk berbuka puasa. Sebelum memulai kegiatan tersebut, ia diminta untuk berwudu sebelum menyaksikan penyembelihan kambing, yang mengawali pertemuannya dengan komunitas jemaah.

Berikut ini adalah kronologi lengkap dari pengalaman Bobon Santoso saat menjadi mualaf:

  1. Pertemuan Awal: Bobon awalnya datang untuk berkolaborasi dengan ustaz Derry Sulaiman dalam membuat konten Ramadan.
  2. Penyembelihan Kambing: Sebelum memasak, Bobon diminta untuk berwudu menyaksikan penyembelihan. Di sinilah Bobon bertemu seorang jemaah mualaf yang menginspirasinya untuk bertanya lebih jauh tentang pengalaman tersebut.
  3. Pengucapan Syahadat Pertama: Ustaz Derry Sulaiman secara tiba-tiba menawarkan Bobon untuk mengucapkan syahadat, yang dijawab Bobon dengan sikap terbuka, menganggapnya sebagai bagian dari konten yang dibuat.
  4. Pulang ke Cibubur: Setelah itu, Bobon dan ustaz Derry pergi ke rumah ustaz di Cibubur, di mana terdapat masjid yang mengajak Bobon untuk bertemu dengan lebih banyak jemaah.
  5. Pengucapan Syahadat Kedua: Di masjid tersebut, Bobon mengucapkan syahadat untuk kedua kalinya, merasakan perbedaan yang signifikan dengan momen pertama. Kali ini, ia lebih mantap dan yakin dengan keputusan untuk menjadi mualaf.

“Pada saat itu, saya merasa bingung saat pertama mengucapkan syahadat. Namun, di pengucapan kedua, saya lebih yakin tentang apa yang saya lakukan,” ujarnya. Bobon juga menjelaskan bahwa niatnya untuk menjadi mualaf bukanlah sebuah keputusan yang dibuat secara sembarangan atau hanya untuk konten semata, meski prosesnya terkesan sangat cepat.

Bobon mengungkapkan ketertarikan yang mendalam terhadap ajaran Islam sudah ada sejak lama. Ia tumbuh dikelilingi oleh lingkungan Muslim di kampung halamannya di Kalimantan, di mana ia merasa akrab dan merasakan suasana keagamaan. Menurutnya, keputusannya untuk masuk Islam sejalan dengan pengalaman hidup yang ia jalani, bukan hanya terbatas pada pengaruh teman-teman yang beragama Islam.

“Saya sering berinteraksi dengan sahabat-sahabat Muslim, dan saya sering mendengarkan pengajian serta mempelajari sejarah Nabi Muhammad SAW,” jelas Bobon. Ia juga mengaku bahwa keputusan menjadi mualaf merupakan perjalanan spiritual yang telah lama dibayangkannya, meski baru terwujud kini.

Dalam penuturan Bobon, ia berharap masyarakat memahami bahwa menjadi mualaf adalah sebuah perjalanan yang mendalam, bukan sekadar keputusan impulsif. "Orang-orang mungkin berpikir saya hanya main-main, tapi saya ingin menegaskan bahwa ini adalah pilihan yang saya buat dengan penuh kesadaran," tambahnya.

Kisah mualafnya kini menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa perjalanan spiritual bisa dimulai dari pengalaman sehari-hari yang tidak terduga, serta pentingnya memiliki hati yang terbuka untuk menerima hidayah. Dengan demikian, Bobon Santoso berhasil menunjukkan bagaimana sebuah pertemuan sederhana bisa mengubah hidup seseorang selamanya.

Berita Terkait

Back to top button