Penangkapan Radja Nainggolan, mantan pemain tim nasional Belgia, menjadi sorotan setelah dia terlibat dalam penyelidikan besar-besaran terkait dugaan pencucian uang dan penyelundupan kokain. Penangkapan terjadi pada Senin, 27 Januari 2025, sebagai bagian dari operasi yang dilakukan oleh otoritas Belgia untuk menindak jaringan narkoba yang beroperasi melalui Pelabuhan Antwerp. Media setempat melaporkan bahwa Nainggolan tidak berada di apartemennya saat petugas menggerebek tempat tinggalnya.
Kronologi penangkapan menyebutkan bahwa penyidik dari Kejaksaan Belgia telah melaksanakan penyelidikan selama beberapa bulan. Mereka mencurigai adanya keterlibatan Nainggolan dalam jaringan kriminal yang beroperasi di Antwerp dan sekitarnya. Penyelidikan menyusutkan dugaan bahwa Nainggolan mendapatkan akses ke sejumlah dana yang tidak biasa, yang diduga terkait dengan aktivitas kejahatan. Menurut laporan, dia memiliki hubungan dengan individu yang terlibat dalam kegiatan ilegal di kawasan tersebut.
Pada hari penangkapan, hakim investigasi memutuskan untuk melaksanakan sejumlah penggeledahan di 30 lokasi berbeda, termasuk di Antwerp dan Brussel. Tim penyidik berhasil menangkap 16 orang dalam operasi tersebut, termasuk Nainggolan yang saat itu berada bersama pacarnya di luar kota. Pengacara Nainggolan, Omar Souidi, segera bergegas ke Brussels untuk memberikan pendampingan hukum kepada kliennya setelah penangkapan berlangsung.
Dalam operasi yang sama, pihak berwenang menyita sejumlah barang bukti, termasuk uang tunai hampir 400.000 euro, beberapa jam tangan mewah, perhiasan, serta 100 koin emas yang nilainya mencapai lebih dari 100.000 euro. Selain itu, sejumlah senjata api dan hampir tiga kilogram kokain juga menjadi bagian dari barang bukti yang disita. Dari daftar kendaraan yang disita, terdapat satu mobil dengan pelat nomor pribadi “Il Ninja” yang diketahui milik Nainggolan.
Saat petugas menggerebek penthouse miliknya, mantan pesepak bola tersebut tidak ada di tempat. Ia dilaporkan berada di rumah pacarnya dan baru muncul untuk melapor ke polisi setelah mendapat kabar tentang penggerebekan itu. Meskipun Nainggolan tidak hadir saat penggrebekan, para penyidik menyatakan bahwa penyelidikan berjalan lancar dan mereka berhasil mengumpulkan banyak bukti.
Proses interogasi Nainggolan berlangsung selama tiga jam setelah dia melapor. Menurut pengacara, interogasi tersebut memberikan dampak emosional bagi pemain berusia 36 tahun ini. Jaksa Brussel, Julien Moinil, menjelaskan mengenai fakta-fakta yang terungkap dalam penyelidikan, termasuk kemungkinan bahwa Nainggolan terlibat dalam perdagangan narkoba dari Amerika Selatan ke Eropa.
Pernyataan pemerintah Belgia menunjukkan tekad untuk mengusut tuntas kasus ini dan memastikan bahwa mereka yang terlibat dalam aktivitas ilegal akan ditindak tegas. Nainggolan saat ini masih ditahan di Brunssum, dan kasusnya menjadi perhatian publik tidak hanya karena statusnya sebagai olahragawan terkenal, tetapi juga karena sangkut paut dengan kejahatan berat.
Sebagai informasi tambahan, Nainggolan sebelumnya dikenal sebagai pemain yang pernah memperkuat beberapa klub terkenal, termasuk AS Roma dan Inter Milan. Belakangan, ia juga bergabung dengan klub Bhayangkara FC di Indonesia sebelum kembali ke Belgia. Meskipun ia telah mengukir prestasi di lapangan hijau, kini Nainggolan harus menghadapi masalah hukum yang cukup serius. Penyelidikan ini dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan kariernya, yang sebelumnya bersinar di dunia sepak bola.