PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) telah mencatatkan kinerja yang mengesankan pada tahun 2024 dengan laba bersih mencapai Rp21,5 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,7% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp21,11 triliun. Laporan keuangan yang dipublikasikan pada Rabu (22/1/2025) menandakan bahwa BNI berhasil meningkatkan performa keuangannya di tengah tantangan ekonomi global.
Kenaikan laba ini didorong oleh peningkatan penyaluran kredit yang mengalami lonjakan hingga 11,6%. Pertumbuhan ini didorong khususnya oleh segmen korporasi, yang menjadi pendorong utama dalam ekspansi kredit BNI. Net Interest Margin (NIM) BNI pada tahun lalu berada di level 4,24%, yang menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan aset dan liabilitas.
Beberapa faktor kunci yang berkontribusi terhadap laba bersih BNI pada tahun 2024 antara lain:
- Pertumbuhan Kredit Korporasi: Kenaikan signifikan dalam penyaluran kredit di segmen korporasi menunjukkan bahwa BNI berhasil menangkap peluang di pasar, terutama di sektor-sektor yang menunjukkan pertumbuhan positif.
- Diversifikasi Produk: BNI terus mengembangkan produk dan layanan perbankan untuk memenuhi kebutuhan nasabah dari berbagai segmen, termasuk individu dan perusahaan.
- Manajemen Risiko yang Baik: Langkah-langkah proaktif dalam manajemen risiko membantu BNI menjaga kesehatan portofolio kreditnya, sehingga dapat mempertahankan profitabilitas di tengah ketidakpastian ekonomi.
Di pasar saham, performa BBNI juga tidak kalah menggembirakan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari yang sama, harga saham BNI mengalami penguatan sebesar 1,05% atau naik 50 poin ke level Rp4.790. Ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang bank pelat merah ini. Kapitalisasi pasar BBNI mencapai Rp170,6 triliun.
Dalam hal dividen, Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menegaskan bahwa perseroan berupaya meningkatkan dividend payout ratio di atas 50% seiring dengan tingkat permodalan yang dinilai memadai. Ia memperkirakan rasio pembagian dividen akan berada pada rentang 55% hingga 60% untuk tahun buku 2024, lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2023 yang hanya 50% atau setara Rp10,45 triliun. Namun, keputusan final mengenai besaran dividen akan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Konsensus analis dari Bloomberg juga memberikan proyeksi positif mengenai saham BBNI. Dari 35 analis, sebanyak 29 di antaranya merekomendasikan untuk membeli saham BBNI, sementara 6 lainnya merekomendasikan untuk mempertahankan (hold) saham tersebut. Target harga rata-rata saham BBNI ditetapkan di angka Rp6.158,52, menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan di masa mendatang.
Secara keseluruhan, pencapaian BNI di tahun 2024 tidak hanya menunjukkan ketahanan dan keberhasilan bank dalam menangkap peluang pertumbuhan, tetapi juga memberikan sinyal positif bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan manajemen yang baik dan strategi yang terarah, BNI berada di jalur yang tepat untuk terus meningkatkan kinerja keuangannya, sekaligus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan nasabah. Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, langkah strategis yang diambil oleh BNI dalam ekspansi kredit dan kebijakan dividen diharapkan mampu memperkuat posisinya dalam industri perbankan nasional.