
Kelompok Houthi Yaman kembali melancarkan serangan terhadap kapal induk Amerika Serikat USS Harry S Truman pada Senin, 17 Maret 2025. Ini adalah serangan kedua dalam waktu kurang dari 24 jam, yang dilakukan sebagai balasan terhadap serangkaian serangan udara yang dilancarkan oleh AS terhadap posisi Houthi di Yaman sejak Sabtu lalu.
Dalam pernyataannya, Houthi menyebutkan bahwa mereka meluncurkan sejumlah drone serta rudal balistik dan jelajah akibat serangan yang dilakukan oleh pasukan AS. “Serangan ini berlangsung selama beberapa jam dan berhasil menggagalkan upaya serangan terhadap Yaman,” bunyi pernyataan resmi kelompok tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Al Jazeera.
Belum ada tanggapan resmi dari pihak AS terkait insiden terbaru ini. Namun, pernyataan sebelumnya dari pejabat keamanan AS menunjukkan bahwa mereka menembak jatuh sebelas drone Houthi yang mencoba mendekati kapal induk tersebut. Pejabat itu menegaskan bahwa tidak ada satu pun dari drone yang mendekati USS Harry S Truman.
Di sisi lain, serangan malam sebelumnya juga dilaporkan oleh Houthi, di mana mereka menargetkan USS Harry S Truman dengan rudal dan drone. Meskipun klaim serangan ini dibuat oleh Houthi, pihak AS menepisnya dan mengonfirmasi bahwa tidak ada ancaman nyata yang mendekati kapal mereka. Namun, informasi yang diterima menyatakan bahwa militer AS mendeteksi sebuah rudal yang diluncurkan oleh Houthi, tetapi rudal tersebut jatuh di lepas pantai Yaman tanpa menimbulkan dampak.
Serangan beruntun ini merupakan bagian dari konflik yang semakin memanas di Yaman. Data terbaru yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan Houthi menunjukkan, akibat serangan udara yang dilancarkan oleh AS, setidaknya 53 orang tewas, termasuk lima anak-anak dan dua perempuan dewasa, serta hampir 100 lainnya mengalami luka-luka. Serangan ini mencakup 47 kali serangan udara di tujuh provinsi berbeda, termasuk ibu kota Sanaa.
Houthi, yang didukung oleh Iran, sebelumnya telah mengancam tindakan lebih lanjut terhadap semua kapal yang dianggap sebagai bagian dari armada AS dan Israel yang beroperasi di kawasan Laut Merah dan Laut Arab. Pemimpin Houthi, Abdul Malik Al Houthi, menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan kapal-kapal Amerika dan Israel melewati wilayah tersebut tanpa menjadi target serangan.
Seiring meningkatnya ketegangan di Yaman, baik pihak Houthi maupun AS tampaknya melanjutkan pendekatan militer dalam menghadapi konflik yang berkepanjangan ini. Masyarakat internasional pun memantau dengan cermat perkembangan situasi yang dapat berdampak pada stabilitas regional. Selain itu, berbagai pihak berharap akan ada dialog yang konstruktif untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi damai yang adil untuk semua pihak yang terlibat dalam konflik Yaman.
Situasi ini mengungkapkan kompleksitas konflik yang melibatkan campur tangan kekuatan asing, isu kemanusiaan, serta ancaman terhadap navigasi internasional di perairan strategis. Analis menduga bahwa serangan ini akan memicu reaksi lebih lanjut tidak hanya dari AS tetapi juga dari negara-negara lain yang terlibat di kawasan tersebut. Oleh karena itu, perhatian dunia internasional semakin tertuju pada potensi eskalasi konflik lanjutan.