Sains

Lebih dari 100 Gunung Berapi Tersembunyi di Antartika Siap Meletus!

Antartika, benua es terbesar di dunia, kini menarik perhatian para peneliti setelah ditemukan lebih dari 100 gunung berapi yang tersembunyi di bawah lapisan es setebal beberapa kilometer. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pemanasan global yang terus berlanjut memiliki potensi besar untuk memicu letusan gunung berapi di wilayah tersebut. Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Brown, Rhode Island, yang menggunakan simulasi komputer untuk menganalisis dampak pencairan es terhadap sistem vulkanik yang ada di bawah Antartika.

Sebagian kecil dari puncak gunung berapi ini telah teramati di sepanjang pantai barat Antartika, namun kebanyakan dari mereka tetap tersembunyi oleh lapisan es. Menurut penelitian yang diunggah dalam jurnal “Geochemistry, Geophysics, Geosystems”, beban berat dari lapisan es, yang mencapai 24.380.000 gigaton, berfungsi untuk menekan magma di bawahnya. Namun, begitu lapisan es mulai mencair akibat pemanasan global, tekanan ini berkurang, memberikan ruang bagi magma untuk mengembang.

Proses ini dapat memicu letusan berbahaya. Peneliti menemukan bahwa saat es mencair dan menurunkan tekanan, peningkatan tekanan di ruang magma dapat menyebabkan letusan. Selain itu, pengurangan lapisan es juga mempercepat pembentukan gelembung gas, seperti air terlarut dan karbon dioksida, yang lebih lanjut mengancam kestabilan geologi kawasan tersebut.

Dari total 138 gunung berapi yang diidentifikasi, sebagian besar terletak di bawah lapisan es, membuat mereka tidak terlihat dari permukaan. Situasi ini menimbulkan risiko yang signifikan, sebab letusan gunung berapi di Antartika tidak hanya akan mempengaruhi wilayah sekitarnya tetapi juga dapat mempercepat pencairan es, menyebabkan dampak lebih luas pada tingkat air laut global.

Adanya gunung berapi yang tersembunyi ini juga menjadi perhatian di tengah krisis iklim yang semakin mendalam. Antartika menyimpan hampir 90% dari total air tawar dunia, dan kehilangan es di benua tersebut semakin cepat. Data dari NASA menunjukkan bahwa benua es ini kehilangan sekitar tiga triliun ton es antara tahun 1992 dan 2017. Jika semua es di Antartika mencair, diperkirakan akan ada kenaikan permukaan air laut global sekitar 200 kaki, setara dengan ketinggian Menara Eiffel.

Dalam pandangan Profesor Ilan Kelman dari University College London, penting untuk memahami hubungan antara perubahan iklim dan aktivitas vulkanik di Antartika. Dengan pengetahuan ini, langkah-langkah antisipatif dapat diambil untuk mengurangi potensi bencana di masa mendatang, termasuk erupsi gunung api yang dapat meningkatkan risiko kerusakan lebih lanjut akibat perubahan iklim.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa pemanasan global tidak hanya mempengaruhi suhu dan cuaca, tetapi juga dapat memiliki konsekuensi yang tidak terduga terhadap aktivitas vulkanik. Dengan meningkatnya pencairan es, kemungkinan letusan gunung berapi di Antartika menjadi lebih nyata, yang memerlukan perhatian dan penelitian lebih lanjut. Pengetahuan yang diperoleh dari studi ini sangat penting untuk mempersiapkan diri menghadapi fenomena yang bisa terjadi di masa depan, menjaga keselamatan manusia serta lingkungan hidup di seluruh dunia.

Maya Putri

Maya Putri adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button