Liga Arab menolak secara tegas usulan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang ingin memindahkan warga Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga seperti Yordania dan Mesir. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, Liga Arab mengingatkan bahwa usaha untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka melalui berbagai cara, seperti pemukiman kembali atau aneksasi, telah terbukti gagal di masa lalu dan hanya akan memperburuk konflik yang telah berlangsung lama.
Menurut Liga Arab, “upaya untuk mengusir rakyat Palestina dari tanah mereka melalui relokasi, aneksasi, atau perluasan pemukiman telah secara konsisten gagal.” Pernyataan ini menggarisbawahi prinsip-prinsip komitmen yang sudah lama ada dan telah mendapatkan konsensus dari pihak internasional. Liga Arab menegaskan bahwa pengusiran paksa warga dari tanah mereka merupakan tindakan pembersihan etnis dan melanggar hukum internasional.
Beberapa poin utama dari pernyataan Liga Arab antara lain:
1. Penegasan kembali bahwa perjuangan Palestina merupakan perjuangan terkait tanah dan rakyat.
2. Penolakan terhadap upaya pengusiran rakyat Palestina sebagai bentuk pelanggaran hukum internasional.
3. Panggilan untuk mempertahankan gencatan senjata dan memulai rekonstruksi Gaza, yang telah mengalami kerusakan parah akibat konflik yang berlarut-larut.
4. Ajakan kepada negara-negara yang mendukung solusi dua negara untuk bekerja sama demi mencapai perdamaian.
Liga Arab meminta semua pihak untuk berupaya memperkuat dan mempertahankan gencatan senjata yang telah ada. Mereka menilainya sebagai langkah awal yang penting untuk memulai rekonstruksi Gaza dan memberikan dukungan bagi penduduk yang telah menderita akibat konflik selama lebih dari 15 bulan. Infrastruktur Gaza telah mengalami kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan angka kematian yang sangat tinggi, di mana lebih dari 47.000 warga Palestina, termasuk banyak wanita dan anak-anak, kehilangan nyawa akibat serangan Israel.
Respons terhadap usulan Trump muncul ketika presiden AS itu merujuk Gaza sebagai “lokasi pembongkaran” dan menekankan pentingnya memberi solusi yang akan memindahkan warga Palestina ke lokasi baru. Dalam pernyataannya, Trump berujar, “Saya lebih suka terlibat dengan beberapa negara Arab dan membangun perumahan di lokasi lain di mana mereka mungkin dapat hidup dengan damai.” Namun, Liga Arab dengan tegas menolak pendekatan tersebut.
Dalam konteks yang lebih luas, serangkaian serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap Gaza telah menciptakan krisis kemanusiaan yang sangat mendalam, dengan lebih dari 11.000 orang dilaporkan hilang. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) juga telah mengeluarkan perintah penangkapan untuk pejabat Israel atas tuduhan kejahatan perang. Ini menunjukkan bahwa situasi di Gaza semakin rumit dengan meningkatnya tekanan internasional terhadap tindakan agresi yang dilakukan oleh Israel.
Dengan latar belakang konflik berkepanjangan ini, Liga Arab menekankan bahwa satu-satunya cara menuju perdamaian adalah melalui komitmen untuk mencapai solusi dua negara. Mereka meminta negara-negara yang percaya pada prinsip tersebut untuk segera memulai proses yang kredibel guna menciptakan perubahan yang nyata di lapangan.
Dalam situasi yang semakin mendesak ini, perhatian global terhadap nasib warga Gaza semakin meningkat, dengan panggilan untuk melakukan tindakan nyata guna menyelamatkan ribuan nyawa dan mendukung proses perdamaian yang berkelanjutan. Kemanusiaan menjadi sorotan, dengan harapan bahwa langkah-langkah konkret dapat diambil untuk meringankan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina di tengah konflik yang tak kunjung reda.