Hiburan

Lolly Ungkap Luka Memar, Diseret Keluarga Saat Dijemput Paksa

Laura Meizani Mawardi, yang akrab disapa Lolly, baru-baru ini mengungkapkan pengalaman traumatis yang dialaminya saat dijemput paksa oleh ibunya dari apartemennya. Kembalinya ia ke keluarga setelah dititipkan di RS Polri Kramat Jati menjadi perhatian banyak orang, terutama setelah rekaman detik-detik penjemputan tersebut disiarkan secara langsung di akun TikTok. Kejadian ini tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga menyisakan tanda tanya besar mengenai kondisi psikologis dan fisiknya.

Dalam video yang diunggah oleh pengacaranya, Razman Arif Nasution, Lolly menjelaskan bagaimana insiden tersebut berlangsung. Ia mengaku tidak mengetahui tujuan penjemputan dan merasa panik saat dihadapkan pada situasi tersebut. "Itu memberontak sampai minta tolong karena saya enggak tau saya mau dibawa kemana," ungkapnya dengan nada sedih. Lolly menjelaskan bahwa jika dia tahu lebih awal mengenai rencana tersebut, dia tidak akan memberikan respons seperti itu.

Penjemputan paksa berlangsung dengan cukup dramatis. Lolly merinci bagaimana prosesi itu berlangsung, di mana saat ia membuka pintu, ia mendapati pamannya yang kemudian menahan pintu, yang justru membuatnya merasa tertekan. "Saya buka pintulah sedikit, tiba-tiba ada suara laki-laki. Di situ lah saya langsung panik dan langsung nahan pintu," tambahnya.

Lolly menceritakan lebih lanjut bahwa saat penjemputan, dia mengalami luka-luka fisik akibat cengkeraman dan penyeretan yang dilakukan oleh beberapa orang yang datang untuk membawanya. "Waktu awal dijemput paksa itu badan saya memar semuanya, saya ditahan, saya dicengkram, saya diseret, saya digotong," kata dara berusia 17 tahun itu. Pengakuan ini tentu mengejutkan banyak pihak, mengingat Lolly adalah anak dari seorang publik figur ternama di Indonesia.

Kejadian ini mencuat ke permukaan dalam konteks hubungan yang rumit antara Lolly dan orang tuanya, khususnya dengan ibunya, Nikita Mirzani. Dalam video yang disiarkan langsung itu, terlihat jelas bahwa Lolly berusaha untuk memberontak dan tidak ingin diajak pergi. Namun, penjemputan paksa itu berhasil dilakukan meski dengan banyak rintangan dari Lolly.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait insiden penjemputan paksa tersebut:

  1. Kondisi Fisik: Lolly mengalami banyak memar di tubuhnya akibat penjemputan tersebut. Ini menimbulkan kekhawatiran tentang kekerasan yang mungkin dialaminya.

  2. Dinamika Keluarga: Kejadian ini mencerminkan hubungan yang tidak sehat antara Lolly dan ibunya, yang tampaknya tidak mengkomunikasikan rencana penjemputan dengan baik.

  3. Keesokan Harinya: Setelah kembali ke rumah, Lolly terlihat tidak nyaman dan masih terpengaruh secara emosional oleh apa yang terjadi. Pengacara dan keluarganya berusaha untuk memberikan dukungan psikologis agar dia bisa pulih dari trauma ini.

  4. Perhatian Publik: Insiden ini menarik perhatian banyak orang, termasuk media sosial, di mana berbagai komentar muncul mengenai perlakuan dan pengelolaan keluarga terhadap Lolly.

Sementara itu, Lolly berharap dapat menjalani kehidupannya dengan tenang setelah segala kejadian yang menghantui dirinya. Ia pun merasa perlu mendapatkan dukungan lebih dari pihak-pihak terdekat untuk mengatasi trauma yang dialaminya. Pengalaman Lolly bukan hanya memberikan gambaran tentang tekanan dalam hubungan keluarga, tetapi juga menyerukan perhatian terhadap kesehatan mental dan perlunya komunikasi yang terbuka dalam keluarga.

Intan Permatasari

Intan Permatasari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button