PT Mandala Multifinance Tbk. (MFIN) atau yang lebih dikenal dengan Mandala Finance menargetkan pertumbuhan penyaluran piutang sebesar 7-8% pada tahun 2025. Target ini sejalan dengan proyeksi yang dikeluarkan oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), yang menunjukkan optimisme meski dalam konteks pasar kendaraan yang masih lesu. Managing Director Mandala Finance, Christel Lasmana, mengungkapkan bahwa perusahaan telah menyiapkan berbagai strategi untuk mencapai target ini, di tengah persaingan yang semakin ketat di industri pembiayaan.
Christel menekankan pentingnya penerapan prinsip kehati-hatian yang tepat sasaran guna menjaga portofolio bisnis yang sehat. Dalam upaya mencapai pertumbuhan yang diinginkan, Mandala Finance akan fokus pada beberapa pendekatan strategis, termasuk:
- Diversifikasi Portofolio: Melakukan penyebaran risiko ke berbagai segmen pembiayaan untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber pendapatan.
- Inovasi Teknologi: Memperkuat pengembangan produk dan layanan digital agar dapat memenuhi kebutuhan calon pelanggan serta meningkatkan efisiensi operasional.
- Pengembangan Layanan Digital: Memanfaatkan aplikasi Mantis, yang memungkinkan pelanggan untuk mengajukan pembiayaan secara online tanpa harus mengunjungi kantor cabang, menciptakan pengalaman yang lebih nyaman dan efisien bagi nasabah.
Hingga akhir 2024, Mandala Finance tercatat telah berhasil meningkatkan total penyaluran pembiayaan sebesar 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penyaluran ini didominasi oleh segmen kendaraan roda dua dan pembiayaan multiguna. Komitmen Mandala untuk melayani Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan.
“Segmen kendaraan roda dua dan pembiayaan multiguna merupakan pilihan utama sebagian warga Indonesia untuk memenuhi kebutuhan mobilitas dan produktivitas,” kata Christel. Ini menunjukkan bahwa Mandala Finance tetap optimis dengan potensi pasar di sektor ini, meskipun banyak tantangan yang dihadapi di tahun-tahun mendatang.
Mengacu pada data terbaru, piutang pembiayaan industri telah meningkat dari Rp470,86 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp503,43 triliun pada akhir 2024. APPI juga memperingatkan bahwa pertumbuhan di sektor ini diperkirakan akan dihadapkan pada tantangan, seperti regulasi baru dan kondisi pasar kendaraan yang tidak menentu. Ketua Umum APPI, Suwandi Wiratno, menjelaskan bahwa proyeksi pertumbuhan ini mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk kondisi penjualan kendaraan yang masih di bawah harapan, dengan mobil terjual hanya sekitar 865.723 unit dan motor sebesar 6,33 juta unit pada tahun lalu.
Kondisi ini diperparah dengan adanya berbagai kebijakan yang berpotensi mempengaruhi daya beli masyarakat. Suwandi menyoroti bahwa ada variasi dalam penerapan regulasi di tiap daerah yang dapat berdampak pada kinerja industri pembiayaan. “Setiap daerah tidak memberikan keputusan yang sama dalam mengimplementasikan kebijakan, sehingga hal tersebut perlu diperhatikan oleh seluruh pelaku usaha,” ujarnya.
Di sisi lain, Mandala Finance berkomitmen untuk tetap beradaptasi menghadapi regulasi yang semakin ketat. Seluruh perubahan ini akan memerlukan persiapan matang, terutama terkait dengan penyusunan dan pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) yang baru.
Menyusuri proyeksi yang lebih luas, dapat disimpulkan bahwa Mandala Finance akan terus melakukan efisiensi dan inovasi, di tengah dinamika keadaan pasar yang berubah. Dengan begitu, perusahaan berupaya untuk tidak hanya mencapai target pertumbuhan piutang yang ambisius, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri pembiayaan Indonesia. Momen penting ini akan jadi tantangan sekaligus kesempatan bagi Mandala Finance untuk mengukir kesuksesan yang berkelanjutan dalam industri yang kompetitif ini.