Timnas Indonesia U-20 mengalami kesulitan dalam laga perdana mereka di Mandiri Challenge Series, saat mereka menghadapi Suriah di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada Senin (27/1/2025) malam. Dalam pertandingan tersebut, Indonesia tertinggal 0-1 setelah babak pertama, akibat ketidakberdayaan dalam mempertahankan pertahanan saat menghadapi serangan lawan.
Sejak awal pertandingan, kedua tim menunjukkan permainan terbuka dengan serangan bergantian. Indonesia mengawali dengan ancaman melalui tendangan bebas yang dieksekusi Dony Tri Pamungkas. Sayangnya, sepakan kerasnya hanya mampu membentur mistar gawang. Momen tersebut seharusnya bisa menjadi momentum bagi Garuda Nusantara untuk lebih percaya diri dan menambah tekanan terhadap pertahanan Suriah.
Timnas Indonesia U-20, yang dipimpin oleh pelatih Indra Sjafri, terus berusaha menekan lawan dan mengurung pertahanan Suriah. Namun, Suriah tetap tenang dan tidak panik. Mereka mulai menguasai bola dan sedikit demi sedikit mengendalikan tempo permainan, yang berujung pada pemungutan kembali ke area pertahanan Indonesia.
Perlahan, permainan Suriah mulai berkembang dengan baik. Mereka mampu merangsek masuk ke pertahanan Garuda Nusantara dan pada menit ke-29, Mjd Manaf Ramadan berhasil mencetak gol dengan tandukan yang memanfaatkan kekosongan dalam pertahanan Indonesia. Gol ini membuat tim Indonesia harus berjuang lebih keras untuk mengejar ketertinggalan sebelum memasuki babak kedua.
Melihat kecenderungan permainan, beberapa catatan penting mencuat dari laga ini:
-
Penjagaan Pertahanan: Kebobolan di menit-menit awal menunjukkan bahwa pertahanan Indonesia perlu ditingkatkan untuk mencegah serangan lawan yang cepat.
-
Peluang yang Hilang: Indonesia kehilangan peluang emas melalui tendangan bebas. Hal ini menggambarkan perlunya penyempurnaan dalam eksekusi dan penyelesaian akhir.
- Mengendalikan Tempo: Suriah menunjukkan kemampuan dalam mengatur tempo permainan, yang seharusnya menjadi pelajaran bagi tim Indonesia dalam menjaga kontrol dan penguasaan bola.
Untuk susunan pemain, Indonesia menerapkan formasi 3-4-3 dengan nama-nama seperti Ikram Al Giffari di posisi kiper, dan pemain lainnya seperti Mufli Hidayat, Dony Tri Pamungkas, dan Arkhan Kaka sebagai andalan di lapangan. Dengan strategi ini, tim diharapkan mampu mengejar ketertinggalan di babak kedua, meskipun hal ini tidaklah mudah dihadapi.
Pelatih Indra Sjafri menyadari tantangan besar yang dihadapi timnya. "Kami memiliki banyak peluang namun tidak dapat memanfaatkannya. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami untuk memaksimalkan setiap kesempatan yang ada di depan gawang lawan," ujarnya selepas pertandingan. Perkataan ini mencerminkan harapan dan komitmen untuk perbaikan di pertandingan selanjutnya.
Laga tersebut menjadi sebuah pengingat bagi Timnas Indonesia U-20 untuk terus fokus dan tidak lengah meskipun dalam posisi menyerang. Pelajaran dari kekalahan ini diharapkan dapat digunakan sebagai motivasi bagi para pemain untuk tampil lebih baik di laga-laga mendatang.
Dengan demikian, Mandiri Challenge Series masih menyimpan kesempatan bagi Garuda Nusantara untuk bangkit dari keterpurukan ini, memperbaiki kesalahan, dan menunjukkan kemampuan terbaik mereka di lapangan. Dalam ajang ini, setiap pertandingan adalah kesempatan berharga untuk meningkatkan pengalaman dan kualitas permainan. Setiap langkah akan menjadi penentu dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih cerah untuk sepak bola Indonesia.