Manfaat Gerakan Sujud dalam Salat untuk Oksigenasi Otak

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, menjelaskan bahwa gerakan sujud dalam ibadah salat memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, khususnya dalam meningkatkan oksigenasi otak. Pada sesi penyampaian informasi yang dilansir dari Antara, Taruna menyatakan bahwa posisi tubuh saat sujud, di mana dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut, dan ujung kaki menyentuh lantai, memudahkan aliran darah yang kaya oksigen menuju otak. “Dari sudut pandang ilmu kedokteran modern, sujud memiliki dampak luar biasa bagi kesehatan otak,” ungkapnya.

Sujud yang terjadi dalam salat, menurutnya, menjadikan jantung berada lebih tinggi dibandingkan dengan kepala. Hal ini menciptakan kondisi ideal untuk peningkatan aliran darah ke otak. Taruna juga menambahkan bahwa posisi ini membantu dalam memompa getah bening ke bagian leher, ketiak, serta beberapa bagian kepala, memberikan manfaat kesehatan tambahan bagi tubuh.

Berbicara mengenai pentingnya oksigen bagi otak, Taruna menjelaskan bahwa otak adalah organ yang sangat kompleks dengan sekitar 183 miliar sel saraf (neuron) yang saling terhubung. Dalam konteks ini, sujud dapat meningkatkan kadar oksigen dalam otak dan mempercepat pembentukan serta koneksi sinapsis di antara sel-sel saraf tersebut. “Dengan oksigen yang lebih banyak, otak mampu berfungsi lebih baik, memori dan konsentrasi pun dapat meningkat,” tambahnya.

Dalam konteks spiritual, Taruna mengutip QS Al-Insan ayat 26 yang menyarankan umat untuk bersujud dan bertasbih kepada Allah di malam yang panjang. Hal ini menunjukkan hubungan yang erat antara praktik ibadah dan kepercayaan pada manfaat kesehatan yang dihasilkan. Sujud tidak hanya dianggap sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, tetapi juga sebagai upaya memperkuat kapasitas kognitif manusia melalui peningkatan aliran darah dan oksigen.

Berikut adalah beberapa manfaat kesehatan yang didapatkan dari gerakan sujud dalam salat:

1. Meningkatkan oksigenasi otak.
2. Mempercepat pembentukan dan koneksi sinapsis di antara sel-sel saraf.
3. Memudahkan peredaran darah menuju otak.
4. Meningkatkan fungsi kognitif, termasuk memori dan konsentrasi.
5. Membantu memompa getah bening ke bagian tubuh yang penting.

Secara lebih luas, Taruna menegaskan bahwa salat bukan hanya dianggap sebagai kewajiban ibadah, tetapi juga bermanfaat secara fisiologis. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa dalam tubuh manusia terdapat “segumpal daging” yang jika baik, maka baik pula seluruh tubuhnya. “Segumpal daging itu adalah kalbu,” katanya, menegaskan pentingnya kesehatan mental dan spiritual sebagai satu kesatuan.

Lebih dari itu, Taruna berharap agar umat Islam memahami bahwa setiap bentuk ibadah, terutama salat yang difardhukan, mengandung hikmah dan manfaat besar dalam hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam keterangan terakhirnya, ia menyatakan bahwa makna terdalam dari sujud adalah mendekatkan diri kepada Allah. “Dalam kondisi fisik yang tampak rendah, justru Allah akan meninggikan derajat hamba-Nya,” imbuhnya.

Mengetahui manfaat yang luar biasa dari gerakan sujud dalam salat ini, diharapkan umat Islam dapat lebih terbuka dengan kemungkinan praktis dan fisiologis yang menjadikan ibadah ini tidak hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai sumber kesehatan dan kebahagiaan yang lebih besar. Keterkaitan antara agama dan kesehatan menjadi aspek penting untuk dipahami, agar kita dapat menjalankan ibadah dengan lebih sadar akan manfaat yang mendalam.

Berita Terkait

Back to top button