Indonesia

Manfaat Pengetahuan Pengelolaan Sampah untuk Anak Sejak Dini!

Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, Ketua Umum Solidaritas Perempuan untuk Indonesia (Seruni), Tri Tito Karnavian, menekankan pentingnya memberikan pengetahuan mengenai pengelolaan sampah kepada anak-anak sedari dini. Menurutnya, kesadaran berkelanjutan dalam menjaga lingkungan harus ditanamkan sejak usia muda agar generasi penerus memiliki tanggung jawab penuh terhadap sampah yang mereka hasilkan.

“Sampah adalah tanggung jawab diri pribadi. Karena yang membuat sampah itu kita, sehingga kita bertanggung jawab. Sampah harus kita sendiri yang bertanggung jawab,” ungkap Tri dalam acara "Sembako Tukar Sampah" di Alun-Alun Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Rabu, 5 Februari 2025.

Kegiatan tersebut juga melibatkan interaksi langsung antara Tri dan anak-anak Sekolah Dasar (SD). Dalam sesi tanya jawab, dia menanyakan kepada siswa tentang tanggung jawab mereka terkait sampah. Salah satu siswa menjawab bahwa sampah wajib dibuang dan dibersihkan, serta mengungkapkan bahwa di rumahnya terdapat dua tempat sampah yang digunakan di dapur dan ruang tamu.

Tri menyoroti pentingnya pemisahan sampah dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyatakan, “Luar biasa sudah menyediakan tempat sampah di rumah masing-masing. Itu adalah basic ya, dasar kita untuk peduli sampah.” Hal ini menjadi indikasi positif bahwa anak-anak mulai memahami pentingnya pengelolaan sampah yang baik.

Berikut adalah beberapa manfaat dari pengetahuan pengelolaan sampah sedari dini yang disampaikan Tri:

  1. Kesadaran Lingkungan: Menanamkan kesadaran lingkungan pada anak-anak akan membantu mereka memahami dampak dari sikap mereka terhadap lingkungan. Ini mendorong mereka untuk bertindak lebih bertanggung jawab.

  2. Pembiasaan Memilah Sampah: Dengan memahami jenis-jenis sampah, anak-anak dilatih untuk memilah sampah antara yang dapat didaur ulang dan yang tidak. Pembiasaan ini sangat penting dalam upaya pengurangan sampah.

  3. Pengurangan Beban Petugas Kebersihan: Jika setiap individu bertanggung jawab atas sampahnya sendiri, maka tugas petugas kebersihan dapat ringan, karena masyarakat secara aktif terlibat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

  4. Membangun Budaya Peduli Sampah: Dengan pendidikan yang efektif, budaya peduli sampah dapat berkembang dan diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, mengurangi anggapan bahwa pengelolaan sampah adalah tugas orang lain atau petugas kebersihan.

  5. Dukung Kegiatan Daur Ulang: Pengetahuan tentang sampah juga memperkenalkan anak-anak pada konsep daur ulang, yang sangat penting dalam mengelola limbah secara sustainable.

Kepemimpinan Tri dalam kampanye ini tidak hanya bertujuan untuk mendidik anak-anak, tetapi juga mengingatkan orang tua akan peran mereka dalam mendidik anak tentang tanggung jawab terhadap sampah. “Ini salah satu bukti bahwa anak-anak kita sudah mengerti tentang sampah. Apalagi orang tuanya,” ujarnya, mendorong orang tua untuk aktif berpartisipasi dalam proses ini.

Ia menambahkan bahwa di negara maju seperti Jepang, tidak terdapat banyak tempat sampah publik karena masyarakat telah terbiasa mengelola sampah mereka sendiri. Dengan harapan, budaya ini bisa tumbuh di Indonesia, Tri menekankan perlunya upaya bersama untuk menanamkan prinsip bahwa “sampah adalah tanggung jawab kita, diri sendiri, bukan tanggung jawab orang lain.”

Sebagai ajakan yang bersifat praktis, Tri meminta seluruh peserta untuk memastikan tidak ada sampah yang tertinggal di tempat mereka duduk, termasuk bekas kotak makan dan minuman. Mengakhiri pembicaraannya, ia menegaskan pentingnya komitmen untuk menjaga kebersihan lingkungan secara bersama-sama. Eğitim dan kesadaran ini sangat diharapkan dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam mengubah pola pikir masyarakat mengenai pengelolaan sampah secara keseluruhan.

Siti Aisyah adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button