Mantan CEO Google Dukung Larangan Medsos bagi Anak-anak

Mantan CEO Google, Eric Schmidt, kini menjadi salah satu suara terdepan yang mendukung pelarangan penggunaan ponsel dan media sosial untuk anak-anak. Poin ini muncul di tengah proliferasi ponsel pintar yang semakin mendominasi kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan generasi muda. Dalam pandangan Schmidt, yang sebelumnya menjabat sebagai CEO saat Google mengakuisisi Android, penting untuk mendapatkan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan perlindungan anak-anak dari berbagai bahaya di dunia maya.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Schmidt mengekspresikan keprihatinannya mengenai dampak media sosial dan penggunaan ponsel pintar pada anak-anak. "Saya adalah salah satu orang yang tidak mengerti, dan saya akan bertanggung jawab bahwa dunia tidak berjalan dengan sempurna seperti yang kami, para ahli teknologi, pikirkan,” ujar Schmidt. Penegasan ini menunjukkan bahwa bahkan tokoh penting di balik kemajuan teknologi merasa perlu akan batasan dalam penggunaan perangkat digital oleh yang lebih muda.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait pernyataan Schmidt dan dukungannya terhadap pembatasan penggunaan ponsel dan media sosial bagi anak-anak:

  1. Perlindungan Anak: Schmidt berpendapat bahwa anak-anak perlu dilindungi dari konten berbahaya di dunia online. Ia menekankan pentingnya moderasi saat menggunakan ponsel pintar, agar anak-anak tetap aman dalam berselancar di internet. "Kita semua setuju bahwa anak-anak harus dilindungi dari keburukan dunia online," tambahnya.

  2. Pengaruh Media Sosial Terhadap Generasi Muda: Menyoroti rencana sejumlah negara untuk melarang anak-anak di bawah 16 tahun menggunakan media sosial, Schmidt mempertanyakan keputusan tersebut. "Mengapa kita menjalankan eksperimen yang sangat besar dan tidak terkendali terhadap orang-orang paling penting di dunia, yaitu generasi selanjutnya?” menurutnya, pertanyaan ini relevan mengingat banyak anak yang terpapar informasi yang tidak layak dan berisiko.

  3. Dampak Negatif dari Penggunaan Ponsel: Banyak pendukung larangan penggunaan ponsel pintar pada anak mengemukakan argumen bahwa perangkat tersebut bersifat adiktif. Hal ini menjauhkan anak-anak dari aktivitas penting yang mendukung tumbuh kembang mereka. Penelitian yang terbit di jurnal kesehatan, The Lancet, menunjukkan hubungan antara penggunaan ponsel yang berlebihan dengan prestasi akademik yang menurun, kurang tidur, serta perilaku terganggu.

  4. Langkah Kebijakan di Berbagai Negara: Pemerintah Inggris berencana untuk melarang penggunaan ponsel di sekolah, dengan tujuan untuk mengurangi gangguan saat proses belajar berlangsung. Di sisi lain, pemerintah Australia telah mengesahkan undang-undang yang melarang media sosial bagi anak di bawah 16 tahun. Menurut Perdana Menteri Australia, langkah ini sangat penting untuk melindungi anak-anak dari berbagai bahaya yang mungkin mereka hadapi di dunia maya.

Kendati demikian, meskipun dukungan Schmidt terhadap larangan penggunaan ponsel pintar untuk anak-anak mendapat banyak perhatian, tidak semua penelitian sejalan dengan pandangannya. Sebuah studi menunjukkan bahwa meskipun melarang ponsel di sekolah tidak selalu berimbas positif pada perilaku atau prestasi akademik, waktu yang dihabiskan untuk media sosial sering dikaitkan dengan nilai yang lebih rendah dan kurangnya aktivitas fisik.

Dengan begitu, suara Schmidt menambah spektrum diskusi mengenai penggunaan teknologi di kalangan anak-anak, dan kemungkinan ada langkah-langkah lebih lanjut yang perlu diambil untuk memastikan bahwa generasi muda dapat berinteraksi dengan teknologi secara produktif dan aman. Perdebatan ini menjadi semakin relevan, terutama di era di mana teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Berita Terkait

Back to top button