
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, telah meninggal dunia pada Senin, 14 April 2025, di Institut Jantung Nasional. Berita ini disampaikan oleh menantunya, Khairy Jamaluddin, melalui sebuah cerita di Instagram. Abdullah, yang lebih dikenal dengan sebutan Pak Lah, adalah pemimpin kelima Malaysia yang menjabat setelah Mahathir Mohamad, yang mengakhiri masa jabatannya selama 22 tahun.
Abdullah dilantik sebagai Perdana Menteri pada tahun 2003 dan dikenal sebagai sosok yang memperkenalkan Kebijakan Sumber Daya Manusia Nasional. Kebijakan ini membuatnya mendapatkan gelar “Bapak Pengembangan Sumber Daya Manusia” di Malaysia. Di bawah kepemimpinannya, pemerintah mengarahkan fokus pada pengembangan kapasitas intelektual dan keterampilan warga negara, yang dianggap vital untuk kemajuan negara.
Meskipun berhasil dalam beberapa inisiatif pembangunan, Abdullah menghadapi berbagai tantangan selama masa jabatannya. Salah satu tantangan terbesar adalah menangani korupsi dan menjaga stabilitas politik dalam negeri. Memasuki tahun-tahun terakhir masa pemerintahannya, dia juga menghadapi penurunan popularitas, dan pada 2009, Abdullah memilih untuk tidak mencalonkan diri lagi untuk pemilihan berikutnya. Posisi dia sebagai perdana menteri diambil alih oleh Najib Razak.
Kesehatan Abdullah telah mengalami penurunan signifikan selama beberapa tahun terakhir. Ia diketahui menderita demensia, yang berpengaruh pada kemampuan ingatannya, termasuk mengenali nama-nama anggota keluarganya. Kondisi ini menjadi perhatian bagi keluarga dan orang dekatnya, terutama mengingat pentingnya peran Abdullah dalam kehidupan politik dan sosial Malaysia.
Di keluarga, Abdullah dikenang sebagai sosok yang penyayang. Ia meninggalkan seorang istri, Jeanne Abdullah, serta dua anak, Nori dan Kamaluddin, hasil pernikahan pertamanya dengan Endon Mahmood. Endon meninggal dunia akibat kanker payudara pada tahun 2005. Selain itu, Abdullah juga memiliki dua anak tiri, Nadiah Kimie dan Nadene Kimie, dari pernikahan Jeanne sebelumnya.
Debat publik mengenai warisan Abdullah Ahmad Badawi masih berlangsung. Sementara beberapa menghargai upaya reformasi dan pembangunan yang dilakukannya, yang lainnya mengkritik kegagalannya untuk menangani isu-isu yang lebih mendasar, seperti ketidakpuasan sosial dan ketidakstabilan politik.
Pemimpin negara dan masyarakat Malaysia di berbagai lapisan menyampaikan ucapan duka cita atas meninggalnya Abdullah. Media sosial pun dipenuhi dengan ungkapan bela sungkawa dari tokoh-tokoh politik, akademisi, dan masyarakat umum. Banyak yang mengenang jasa-jasa Abdullah di bidang pembangunan dan kebijakan sosial.
Dalam kenangan masyarakat, Abdullah adalah pribadi yang tidak hanya mengemban tugas sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai seorang bapak bagi rakyat Malaysia. Dia dikenang akan upayanya dalam memberdayakan generasi muda dan memajukan pendidikan sebagai investasi penting untuk masa depan negara. Meskipun telah tiada, warisannya akan terus diingat dan menjadi bagian dari sejarah perjalanan Malaysia sebagai sebuah bangsa modern.
Perjalanan hidup Abdullah Ahmad Badawi bukan hanya sekedar kisah seorang mantan perdana menteri, tetapi juga refleksi dari perjalanan panjang Malaysia dalam mencari identitas dan kemajuan. Keberhasilannya dan tantangan yang dihadapinya menjadi pelajaran berharga bagi generasi pemimpin berikutnya. Kematian Abdullah menandai akhir dari sebuah era, namun warisannya akan terus hidup dalam ingatan rakyat Malaysia.