Indonesia

Masjid Al-Azhar Sambut Ramadan: Ibadah, Takjil, dan Tradisi Keluarga

Suasana di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, semakin hidup menyambut datangnya bulan suci Ramadan 2025. Sejak hasil sidang isbat pemerintah diumumkan dan menetapkan 1 Ramadan 1446 H, antusiasme masyarakat untuk beribadah di masjid ini meningkat pesat. Pada Jumat (28/2/2025) sore, jemaah mulai berdatangan untuk melaksanakan salat Magrib, Isya, dan tarawih berjamaah, menciptakan momen kebersamaan yang hangat di kalangan umat Muslim.

Salat tarawih di Masjid Agung Al-Azhar dimulai setelah salat Isya, sekitar pukul 20.05 WIB. Di luar masjid, suasana semakin semarak dengan keberadaan berbagai tenda yang menjual makanan dan minuman. Beragam dekorasi khas Ramadan dihias di seluruh sudut masjid, menciptakan atmosfer religius yang kental bagi jemaah yang hadir. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran Ramadan tidak hanya dirayakan dalam bentuk ibadah, tetapi juga dalam interaksi sosial di antara masyarakat.

Masjid Agung Al-Azhar dikenal sebagai pusat kegiatan keagamaan di Ibu Kota. Sepanjang bulan Ramadan, masjid ini rutin menyelenggarakan berbagai acara, mulai dari kajian Islam, pengajian, hingga program sosial. Di antaranya adalah pembagian takjil untuk berbuka puasa, serta kegiatan zakat bagi masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat ikatan antar jemaah, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi mereka yang kurang beruntung.

Febrianto (30), seorang jemaah asal Jakarta, mengungkapkan bahwa bulan Ramadan selalu istimewa baginya. “Biasanya saya melaksanakan salat tarawih di beberapa masjid di Jakarta Selatan, termasuk di sini. Ramadan itu selalu istimewa. Kita beribadah secara spiritual, dan dari sisi budaya juga sangat terasa di Indonesia,” ucapnya. Lamanya tradisi ibadah di masjid dan interaksi dengan sesama jemaah menciptakan momen berharga selama bulan suci ini.

Dari segi tradisi, keluarga-keluarga di Indonesia memiliki cara tersendiri untuk menyambut Ramadan. Febrianto menambahkan bahwa keluarganya memiliki tradisi memasak rendang, masakan khas yang berasal dari Padang. “Kami suka membuat susu kurma dan fermentasi susu kurma untuk persiapan berbuka puasa,” jelasnya. Tradisi semacam ini menjadi kaya dengan makna, mengajak seluruh anggota keluarga untuk terlibat dan berbagi kebahagiaan sambil menunggu waktu berbuka.

Di wilayah sekitar Masjid Agung Al-Azhar, banyak warga yang memanfaatkan bulan Ramadan sebagai kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga dan teman. Tenda-tenda penjual takjil menghadirkan beragam pilihan makanan, mulai dari makanan tradisional hingga yang modern. Menghadirkan ciri khas kuliner di bulan suci ini, banyak jemaah yang memanfaatkan kesempatan untuk berbagi kebahagiaan setelah seharian berpuasa.

Ritual ibadah yang dipadukan dengan tradisi keluarga menciptakan pengalaman Ramadan yang tak terlupakan. Banyak jemaah, seperti Febrianto, juga mengungkapkan rasa syukurnya atas nikmat yang telah diberikan selama bulan penuh berkah ini. Ia merasa bahwa momen berkumpul di masjid dengan jemaah lain layaknya sebuah keluarga yang besar, di mana semua orang berbagi kegembiraan dan harapan untuk beribadah dengan lebih baik.

Adanya fokus pada kegiatan sosial yang aktif selama Ramadan di Masjid Agung Al-Azhar menunjukkan kepedulian umat terhadap sesama dan pentingnya saling berbagi. Kombinasi ibadah, takjil, dan tradisi keluarga menciptakan suasana yang hangat dan penuh kasih sayang menjelang berbuka puasa. Melalui kegiatan-kegiatan ini, masyarakat diharapkan dapat menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk dan memperkuat tali silaturahmi selama bulan suci ini.

Siti Aisyah adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button