Sains

Matahari Buatan China Pecah Rekor! Energi Tak Terbatas Dekat?

Reaktor fusi nuklir di Tiongkok, yang dikenal dengan sebutan "matahari buatan," baru saja mencapai tonggak signifikan dalam pengembangan energi bersih yang hampir tak terbatas. Pada 20 Januari 2024, reaktor Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) berhasil mempertahankan plasma super panas selama 1.066 detik, lebih dari dua kali lipat rekor sebelumnya yang hanya berlangsung selama 403 detik. Pencapaian ini menandai langkah positif menuju pemanfaatan energi bersih yang dapat merevolusi cara manusia mendapatkan daya.

Reaktor fusi seperti EAST memiliki cara kerja yang menyerupai proses yang berlangsung di matahari. Di dalam matahari, dua atom ringan digabungkan menjadi satu atom berat melalui proses fusi yang terjadi di bawah tekanan dan suhu yang sangat tinggi. Untuk mencapai kondisi serupa di Bumi, para ilmuwan harus menciptakan suhu yang jauh lebih tinggi daripada yang ada di inti matahari. Meskipun teknologi fusi nuklir telah banyak diteliti selama lebih dari 70 tahun, para ilmuwan menyadari bahwa tantangan besar masih ada sebelum energi fusi dapat menjadi solusi praktis untuk krisis iklim yang dihadapi dunia saat ini.

Berikut adalah beberapa poin penting yang menjelaskan pencapaian terkini dari proyek EAST:

  1. Rekor Plasma Stabil: Pencapaian 1.066 detik adalah rekor baru dalam menjaga stabilitas plasma, meskipun reaktor fusi belum mencapai tahap di mana fusi nuklir dapat menciptakan energinya sendiri dan mempertahankan reaksinya tanpa input energi dari luar.

  2. Potensi Energi Bersih: Fusi nuklir menawarkan sumber daya yang nyaris tak terbatas, tanpa menghasilkan emisi gas rumah kaca atau limbah nuklir dalam jumlah besar. Namun, sebagian besar reaktor fusi saat ini masih menggunakan lebih banyak energi daripada yang mereka hasilkan, termasuk fasilitas seperti National Ignition Facility di AS yang pernah mencapai penyalaan sementara.

  3. Innovasi Teknologi: Untuk mencapai rekor baru ini, para peneliti di Tiongkok melakukan serangkaian peningkatan pada sistem pemanas reaktor, menggandakan daya yang digunakan. Ini menunjukkan kemajuan dalam teknologi yang dapat diaplikasikan di reaktor fusi lainnya di seluruh dunia.

  4. Kolaborasi Internasional: Tiongkok berpartisipasi dalam program ITER (International Thermonuclear Experimental Reactor), yang melibatkan banyak negara besar seperti AS, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Rusia. Ini memposisikan Tiongkok sebagai pemain kunci dalam penelitian energi fusi global.

  5. Masa Depan Fusi Nuklir: Direktur Institut Fisika Plasma, Song Yuntao, menekankan pentingnya mencapai operasi stabil dengan efisiensi tinggi selama ribuan detik. Hal ini krusial untuk keberlanjutan energi fusi di masa depan.

Meskipun pencapaian ini belum mengantarkan dunia pada era energi bersih yang praktis, langkah positif ini menunjukkan bahwa manusia semakin dekat dengan pengembangan teknologi yang dapat merevolusi sumber energi global. Pencapaian EAST memberikan harapan baru dalam upaya menghasilkan energi tanpa dampak negatif bagi lingkungan. Masyarakat internasional kini melihat dengan antusias perkembangan ini, terutama dalam konteks krisis iklim yang semakin mendesak. Data dan pengalaman yang diperoleh dari proyek ini diharapkan dapat mendukung kemajuan penelitian dan pengembangan reaktor fusi di negara lain, serta mendorong kolaborasi yang lebih luas di tingkat global. Inovasi yang terus berlanjut di bidang energi fusi mungkin akan membuka jalan bagi solusi energi yang lebih bersih dan efisien di masa depan, dengan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan umat manusia.

Maya Putri

Maya Putri adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button