Sains

Menelusuri Asal Usul Shio Naga, Satu-satunya Hewan Mitologi

Asal usul Shio Naga dalam kalender Tionghoa menarik untuk diperhatikan, terutama dalam konteks budaya dan mitologi yang melingkupinya. Setiap tahun, masyarakat Tionghoa merayakan tahun baru dengan melibatkan salah satu dari dua belas hewan shio. Tahun 2024 yang akan datang, misalnya, akan diwakili oleh shio Naga, satu-satunya makhluk mitologi dalam siklus shio ini. Hal ini menjadikan Naga bukan sekadar simbol tahun, tetapi juga sebagai representasi karakter dan nilai-nilai dalam masyarakat Tionghoa.

Shio Naga berada pada urutan kelima dalam siklus dua belas hewan. Makna simbolis yang mendalam tertanam dalam budaya Tionghoa, di mana naga dianggap sebagai makhluk sakral yang mewakili kekuasaan langit dan kekaisaran. Dalam sejarah, Kaisar Tiongkok sering disebut sebagai "Putra Naga," dan takhtanya dikenal dengan sebutan "Singgasana Naga." Hal ini menunjukkan betapa pentingnya Naga dalam struktur sosial dan budaya Tionghoa.

Asal usul Shio Naga berkaitan erat dengan cerita mitologi yang terkenal. Dalam legenda tersebut, Kaisar Giok (Yuhuang Dadi), sebagai penguasa langit, mengadakan perlombaan untuk menentukan hewan mana yang akan menduduki posisi dalam zodiak. Dalam perlombaan tersebut, Naga diharapkan menjadi pemenang berkat kemampuannya terbang dan kekuatan luar biasa. Namun, selama perlombaan, Naga menunjukkan sifat mulia dengan menghentikan diri untuk membantu penduduk desa yang kesulitan akibat kekeringan. Ia membawa hujan serta menolong kelinci yang terjebak di sungai. Sifat empatik ini membuatnya finis di posisi kelima, jauh dari harapan sebagai pemenang.

Legends seperti ini mencerminkan karakteristik yang dihubungkan dengan Naga, yaitu kebesaran hati, kekuatan, dan kemurahan hati. Dalam budaya Tionghoa, nilai-nilai tersebut sangat dihargai, menjadikan Naga sebagai simbol yang lebih dari sekadar makhluk mitologi. Di dalam kalender Tionghoa, setiap shio terhubung dengan lima elemen, yang berputar dalam siklus 60 tahun. Berikut adalah jenis Naga yang ada berdasarkan elemen:

  • Naga Kayu (1904, 1964, 2024): Disorot sebagai sosok yang kreatif, imajinatif, dan penuh semangat.
  • Naga Api (1916, 1976): Dikenal berani, energik, dan penuh gairah.
  • Naga Tanah (1928, 1988): Stabil, bertanggung jawab, dan praktis.
  • Naga Logam (1940, 2000): Memiliki sifat tegas, ambisius, dan percaya diri.
  • Naga Air (1952, 2012): Bijaksana, fleksibel, dan tenang.

Shio Naga tidak hanya melambangkan keberuntungan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat, seperti empati, kemurahan hati, dan tanggung jawab. Mengingat pentingnya peranan Naga dalam tradisi dan mitologi Tionghoa, setiap tahun yang dipenuhi oleh energi Naga selalu membawa harapan dan kebangkitan.

Perayaan Tahun Baru Imlek, yang berkaitan erat dengan perpindahan shio, menjadikan Naga sebagai pusat perhatian. Tidak jarang, saat perayaan berlangsung, berbagai acara dan pertunjukan yang merayakan kekuatan dan keanggunan naga ditampilkan, seperti tarian naga. Ini bukan hanya sebagai kegiatan hiburan, tetapi juga sebagai cara untuk mengingatkan masyarakat akan nilai-nilai yang dibawa oleh mitos Naga.

Dengan segala kekayaan mitologi dan simbolisme ini, Shio Naga tetap menjadi salah satu elemen paling dihormati dalam kalender Tionghoa. Kekuatan dan keanggunannya tidak hanya terwakili dalam mitologi, tetapi juga dalam sikap dan perilaku masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai positif yang selama ini diasosiasikan dengan makhluk mitis tersebut.

Maya Putri adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button