
Ramadan adalah bulan suci yang dipenuhi dengan berbagai praktik ibadah dan tradisi unik di berbagai negara. Selain berpuasa dan berbuka puasa, masyarakat di seluruh dunia memiliki cara khas dalam menyambut bulan yang penuh berkah ini. Dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara, setiap negara menampilkan tradisi yang tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya, tetapi juga nilai-nilai spiritual dan kebersamaan.
Berikut adalah beberapa tradisi unik Ramadan dari berbagai belahan dunia:
Haq Al Laila di Uni Emirat Arab
Di Uni Emirat Arab, anak-anak merayakan Haq Al Laila, tradisi yang berlangsung 15 hari sebelum Ramadan. Dalam tradisi ini, mereka mengenakan pakaian tradisional dan membawa tas anyaman berwarna-warni untuk mengumpulkan permen dan kacang-kacangan dari rumah ke rumah. Tradisi ini kerap dibandingkan dengan trick-or-treat di Halloween. Menurut sejarawan budaya Islam, tradisi ini mungkin berasal dari kisah Fatima, putri Nabi Muhammad, yang membagikan manisan menjelang Ramadan. "Tradisi ini bukan hanya menyenangkan bagi anak-anak, tetapi juga mengajarkan pentingnya berbagi," ungkap seorang ahli sejarah Timur Tengah.Gargee’an dan Qaranqasho di Teluk Arab
Di beberapa negara Teluk, termasuk Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Irak, terdapat tradisi Gargee’an yang dirayakan pada malam ke-15 Ramadan. Dalam perayaan ini, anak-anak berpakaian cerah, menyanyi, dan menerima hadiah dari tetangga. Di Qatar, tradisi ini dikenal sebagai Garangao, sedangkan di Oman dinamai Qaranqasho. Di Bahrain, perayaan ini bahkan diadakan dalam bentuk karnaval dengan berbagai pertunjukan budaya, yang menonjolkan semangat kebersamaan di kalangan masyarakat.Nyekar di Indonesia
Di Indonesia, menjelang Ramadan banyak orang melakukan tradisi nyekar, yaitu ziarah ke makam leluhur. Kegiatan ini mencakup membersihkan makam dan mendoakan keluarga yang telah meninggal. Tradisi nyekar ini mencerminkan penghormatan kepada leluhur serta memperkuat ikatan keluarga sebelum memasuki bulan suci. Seorang budayawan Indonesia menjelaskan, "Nyekar bukan hanya mengenang yang telah tiada, tetapi juga sebagai refleksi diri agar lebih siap secara spiritual menyambut Ramadan."Padusan di Jawa
Di Jawa, terdapat tradisi Padusan, ritual mandi suci di mata air sebelum Ramadan untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual. Meski memiliki kemiripan dengan praktik mandi dalam agama Hindu dan Buddha, Padusan telah menjadi bagian penting dari budaya Jawa. Menurut seorang antropolog, "Padusan merupakan bentuk penyucian diri yang menghubungkan kepercayaan lokal dengan nilai-nilai Islam."- Mheibes di Irak
Setelah berbuka puasa, masyarakat Irak sering memainkan Mheibes, sebuah permainan tradisional yang melibatkan dua tim besar. Dalam permainan ini, salah satu tim menyembunyikan cincin di tangan salah satu pemainnya, sementara tim lawan harus menebak siapa yang menyimpannya. Tidak hanya sebagai hiburan, Mheibes juga bertujuan memperkuat silaturahmi antarwarga. “Permainan ini melatih kejelian membaca ekspresi, sekaligus memperkuat kebersamaan selama Ramadan,” jelas seorang sejarawan Irak.
Setiap tradisi unik ini menunjukan keberagaman budaya Islam di seluruh dunia. Dari berbagi permen di Uni Emirat Arab, ziarah kubur di Indonesia, hingga permainan Mheibes di Irak, semua tradisi ini memiliki benang merah: semangat kebersamaan, refleksi, dan kebahagiaan di bulan suci. Ramadan bukan hanya saat untuk beribadah, tetapi juga waktu yang tepat untuk memperkuat hubungan dan menghargai nilai-nilai yang mengikat masyarakat dalam sebuah tradisi yang terus dilestarikan.