Warna bendera negara-negara Arab kompak menciptakan kesan serupa dengan dominasi empat warna utama: merah, hitam, hijau, dan putih. Fenomena ini tidak terlepas dari sejarah dan identitas yang mendalam di balik pemilihan warna tersebut. Mewarisi tradisi dan simbolisme, bendera-bendera ini menggambarkan perjalanan panjang dunia Arab yang kaya akan makna dan perjuangan.
Dari sebuah rujukan yang diambil dari laman The National, warna merah, hijau, hitam, dan putih ini dikenal sebagai warna pan-Arab. Masing-masing warna ini melambangkan periode dan sejarah yang berbeda dalam perjalanan bangsa Arab. Warna hitam, misalnya, berhubungan dengan kekhalifahan Rashidun dan Abbasiyah, menjadi simbol kekuatan dan kesatuan sejarah. Sementara itu, warna putih diasosiasikan dengan Umayyah. Hijau melambangkan keturunan Rasyidin dan keagamaan Islam, dan merah merepresentasikan dinasti Hashemite yang menunjukkan tekad dan keberanian.
Tak hanya itu, terdapat pula pengaruh sastra dalam simbolisme warna bendera. Salah satu puisi yang menjadi acuan adalah karya penyair Irak, Safi al-Din al-Hilli, abad ke-14. Dalam syair tersebut, terdapat ungkapan yang mencakup keempat warna: “Putihlah perbuatan kami, hitamlah pertempuran kami, hijaulah ladang kami, dan merahlah pedang kami.” Penggambaran ini semakin menegaskan makna historis di balik warna yang tercermin dalam bendera.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan warna-warna pan-Arab pertama kali diterapkan dalam Bendera Pemberontakan Arab pada tahun 1916 saat melawan kekaisaran Ottoman. Diplomat Inggris, Sir Mark Sykes, mengadopsi kombinasi warna ini untuk menciptakan identitas baru bagi bangsa Arab, sejalan dengan aspirasi kemerdekaan mereka.
Di banyak negara Arab, bendera tidak hanya berisi warna, tetapi juga simbol-simbol yang mencerminkan identitas nasional. Misalnya, bendera Uni Emirat Arab menggunakan warna tradisional Arab untuk meneguhkan kesatuan dan identitas nasional. Begitu juga dengan Arab Saudi, yang menonjolkan syahadat dan pedang sebagai simbol keimanan dan komitmen terhadap perjuangan.
Negara-negara seperti Yordania, Palestina, Suriah, Irak, Mesir, Sudan, Yaman, Kuwait, dan Uni Emirat Arab berbagi kesamaan dalam penggunaan warna-warna tersebut. Namun, ada pengecualian seperti Qatar, yang memilih desain bendera yang lebih unik dan mencerminkan karakter lokal. Hal ini menunjukkan bahwa walau banyak bendera negara Arab yang memiliki warna serupa, variasi dalam desain tetap mencerminkan perjuangan dan ideologi masing-masing negara.
Keberadaan bendera dengan warna-warna ini menjadi saksi bisu atas perjalanan sejarah dan politik negara-negara Arab. Seiring waktu, beberapa bendera juga mengalami perubahan warna seiring dengan perubahan rezim atau orientasi politik, seperti yang terjadi di Mesir, Lebanon, dan Suriah.
Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang bendera negara-negara Arab, berikut adalah ringkasan mengenai arti warna dan simbol bendera beberapa negara:
1. Uni Emirat Arab: Mewakili persatuan, kedamaian, keberanian, dan kekuatan.
2. Kuwait: Trapesium simbol solidaritas Arab.
3. Arab Saudi: Latar hijau melambangkan Islam, ditambah syahadat dan pedang.
4. Bahrain: Menunjukkan sejarah perjuangan melawan penjajahan dan perdamaian.
5. Yaman: Simbol perjuangan dan harapan melalui kombinasi warna.
6. Oman: Mencerminkan pertempuran, perdamaian, dan kesuburan.
7. Mesir: Mewakili perjuangan kolonialisme dan kekuatan.
8. Lebanon: Melambangkan kekuatan dan keindahan alam.
9. Suriah: Menggambarkan aspirasi untuk persatuan Arab.
10. Irak: Simbol identitas Islam dan Arab.
11. Yordania: Warisan sejarah Hashemite dan keyakinan.
12. Palestina: Simbol perjuangan kemerdekaan.
13. Tunisia: Menggambarkan hubungan dengan Kekaisaran Ottoman.
Melihat dari dekat, bendera-bendera ini bukan hanya sebuah identitas visual, tetapi juga narasi dari sejarah, budaya, dan perjuangan rakyat Arab. Keberagaman dalam kesamaan warna mencerminkan kekayaan warisan yang terus dipertahankan dan dihargai oleh setiap bangsa.