Mengenal Bone Mineral Densitometry: Deteksi Dini Osteoporosis

Perkembangan dunia medis terus mengalami kemajuan yang signifikan, salah satunya dalam deteksi dini osteoporosis, sebuah kondisi yang seringkali disebut sebagai "silent disease" atau penyakit diam. Osteoporosis merupakan gangguan yang ditandai dengan penurunan kepadatan dan kualitas tulang. Hal ini membuat tulang menjadi keropos, rentan patah, dan dapat berdampak besar pada kualitas hidup penderitanya. Dalam upaya mendeteksi osteoporosis secara dini, teknologi Bone Mineral Densitometry (BMD) muncul sebagai solusi canggih.

Berdasarkan keterangan dari dr. Ray Hendry, Sp.B dari Bethsaida Hospital Gading Serpong, osteoporosis terjadi ketika tubuh mengalami kesulitan dalam memproduksi tulang baru untuk menggantikan tulang yang telah tua. Penyakit ini umumnya lebih sering dialami oleh wanita pasca menopause. Namun, pria dan orang di segala usia juga dapat berisiko, terutama mereka yang mengadopsi pola hidup tidak sehat.

Ada beberapa penyebab utama osteoporosis yang perlu diwaspadai, antara lain:

  1. Kurangnya Asupan Kalsium dan Vitamin D: Nutrisi ini sangat penting untuk menjaga kekuatan tulang.
  2. Minimnya Aktivitas Fisik: Gaya hidup yang kurang aktif dapat mempercepat kehilangan massa tulang.
  3. Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan: Kebiasaan ini berdampak buruk pada metabolisme tulang.
  4. Faktor Genetik: Riwayat keluarga yang pernah mengalami osteoporosis meningkatkan risiko individu.
  5. Penggunaan Obat-obatan Tertentu: Makan obat seperti kortikosteroid dalam jangka panjang dapat menyebabkan tulang melemah.

Untuk mencegah dan mendeteksi osteoporosis sedini mungkin, deteksi melalui pemeriksaan BMD menjadi langkah yang sangat efektif. Pemeriksaan ini menggunakan teknologi Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), yang mampu mengukur kepadatan mineral tulang dengan akurat. Dengan hasil yang diperoleh, dokter dapat menentukan langkah-langkah pencegahan atau pengobatan untuk menjaga kesehatan tulang pasien.

Pemeriksaan BMD sangat dianjurkan untuk kelompok berikut:

  • Wanita berusia 65 tahun ke atas.
  • Pria berusia 70 tahun ke atas.
  • Wanita menopause dengan faktor risiko osteoporosis.
  • Individu yang pernah mengalami patah tulang tanpa sebab yang jelas.
  • Orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat melemahkan tulang.

Mengapa pemeriksaan BMD sangat penting? Berikut beberapa manfaat utama dari pemeriksaan ini:

  • Deteksi dini osteoporosis dan risiko fraktur: Kemampuan mendeteksi risiko patah tulang lebih awal dapat mengurangi dampak yang lebih serius.
  • Pemantauan pengobatan: Memastikan bahwa perawatan yang diberikan efektif terhadap kondisi pasien.
  • Pencegahan patah tulang: Mengidentifikasi risiko sebelumnya membantu dalam merencanakan tindakan pencegahan.
  • Skrining kekuatan tulang: Menentukan kekuatan tulang sebelum dilakukan tindakan medis.
  • Pengecekan komposisi tubuh: Memberikan informasi menyeluruh mengenai kondisi tulang dan tubuh.

Bethsaida Hospital Gading Serpong telah memfasilitasi pemeriksaan ini dengan teknologi terbaru, menjadikannya sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan tulang yang komprehensif. Dengan dukungan teknologi BMD, mereka dapat memberikan rekomendasi yang tepat bagi pasien untuk menjaga kesehatan tulang.

Direktur Bethsaida Hospital, dr. Pitono, menyampaikan bahwa layanan tersebut bertujuan untuk menyediakan solusi menyeluruh mulai dari pencegahan hingga pengobatan. "Kami ingin memastikan bahwa setiap individu memiliki akses terhadap teknologi canggih untuk pencegahan osteoporosis dan peningkatan kesehatan tulang," ujarnya.

Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kesehatan tulang, terutama di kalangan kelompok berisiko, penggunaan teknologi BMD menjadi krusial. Deteksi dini dan tindakan yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan tulang, mencegah patah tulang, dan meningkatkan kualitas hidup individu dalam jangka panjang.

Berita Terkait

Back to top button