Kabar duka datang dari dunia hiburan ketika artis Barbie Hsu meninggal dunia pada 2 Februari 2025 akibat komplikasi pneumonia. Di usia 48 tahun, kepergiannya mengejutkan banyak pihak dan menjadi pengingat akan bahaya pneumonia yang dapat menjangkiti siapa saja, terutama yang memiliki kondisi kesehatan tertentu. Kabar ini diumumkan oleh adiknya, Dee Hsu, melalui agensinya pada 3 Februari 2025. Sebelumnya, Barbie dilaporkan terkena flu saat sedang berlibur di Jepang untuk merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarga.
Pneumonia atau radang paru-paru adalah infeksi akut pada saluran pernapasan bagian bawah yang menyebabkan peradangan pada paru-paru. Menurut UNICEF dan WHO, pneumonia membuat paru-paru dipenuhi dengan cairan, lendir, atau nanah, yang dapat mengakibatkan kesulitan bernapas. Data dari WHO juga menunjukkan bahwa pneumonia adalah penyebab sekitar 15% kematian pada anak-anak balita di seluruh dunia. Walaupun penyakit ini sering menyerang anak-anak, orang dewasa juga tidak kebal terhadap serangannya.
Ada beberapa faktor risiko dan penyebab pneumonia yang perlu diperhatikan, karena penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tetapi lebih rentan dialami oleh kelompok tertentu. Mereka yang memiliki risiko tinggi termasuk:
– Perokok aktif
– Penderita stroke
– Bayi berusia 0-2 tahun dan lansia di atas 65 tahun
– Pengguna obat tertentu seperti steroid atau antibiotik jangka panjang yang dapat melemahkan sistem imun
– Penderita penyakit kronis seperti asma, gagal jantung, diabetes, HIV/AIDS, dan cystic fibrosis
– Pasien yang menjalani kemoterapi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, termasuk virus, bakteri, dan jamur. Pada orang dewasa, infeksi bakteri adalah penyebab paling umum. Dalam beberapa kasus, infeksi virus SARS-CoV-2, yang dikenal sebagai virus penyebab Covid-19, juga dapat menyebabkan pneumonia dan biasanya lebih berbahaya dibandingkan dengan pneumonia yang disebabkan oleh infeksi lain.
Gejala pneumonia sering kali mirip dengan penyakit paru-paru lainnya. Beberapa gejala umum yang dapat muncul adalah:
– Batuk intens yang disertai dahak
– Demam tinggi di atas 38 derajat Celsius
– Nyeri dada dan kesulitan bernapas
– Penurunan nafsu makan
– Berkeringat dan menggigil
– Detak jantung yang cepat
Selain itu, ada gejala tambahan yang mungkin menyertai pneumonia, antara lain batuk berdarah, nyeri pada sendi dan otot, kelelahan, sakit kepala, serta mual dan muntah. Gejala ini bisa berlangsung selama satu hingga dua hari tanpa perbaikan signifikan, meskipun tingkat keparahannya bervariasi tergantung pada kondisi sistem imun seseorang.
Untuk pengobatan pneumonia, tindakan medis harus disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan penyakit. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik biasanya digunakan, baik secara oral maupun infus. Dalam kasus infeksi virus, obat antivirus seperti zanamivir (Relenza) dan oseltamivir (Tamiflu) dapat diresepkan. Selain itu, dokter juga mungkin memberikan obat penurun nyeri, demam, atau obat batuk untuk meredakan gejala. Jika pasien mengalami kesulitan bernapas, ventilator bisa digunakan untuk membantu pernapasan.
Bagi individu yang berisiko tinggi, pencegahan pneumonia sangat penting. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk:
– Mengonsumsi makanan bergizi, terutama yang kaya antioksidan
– Menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan secara rutin
– Menghindari rokok, alkohol, dan kontak dengan orang yang sedang sakit
– Melakukan vaksinasi, termasuk vaksin flu dan pneumonia
Kepergian Barbie Hsu yang tragis ini semakin mengingatkan kita tentang pentingnya memahami pneumonia. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai penyebab, gejala, serta langkah pencegahan, diharapkan kita dapat menjaga kesehatan paru-paru dan mengurangi risiko terkena penyakit ini.