
Senat Amerika Serikat baru-baru ini telah mengonfirmasi Pete Hegseth, mantan pembawa acara Fox News dan veteran militer, sebagai Menteri Pertahanan AS yang baru. Namun, keputusan ini tidak lepas dari kontroversi. Hegseth diketahui memiliki sejumlah masalah personal dan profesional yang mencuat ke publik, mulai dari tuduhan pelecehan seksual hingga kebiasaan konsumsi alkohol yang berlebihan. Berikut adalah lima kontroversi signifikan yang melingkupi Hegseth.
Pertama, Pete Hegseth memiliki tato kontroversial yang mencerminkan pandangan ekstremisnya. Dalam berbagai podcast, ia pernah mengungkapkan dukungannya terhadap doktrin kedaulatan lingkup, yang mengutamakan hukum Perjanjian Lama di atas hukum negara. Tato-tatonya, termasuk simbol-simbol yang sering dipakai oleh kaum nasionalis Kristen, telah menimbulkan kecemasan di kalangan pengamat ekstremisme yang mengkhawatirkan potensi pandangan radikal. Dengan salib Yerusalem dan tulisan “Deus Vult” yang tertulis di bisepnya, kehadirannya di kursi menteri pertahanan menjadi tanda tanya besar bagi banyak pihak.
Kontroversi kedua terletak pada tuduhan pelecehan seksual yang pernah dialaminya. Meskipun Hegseth membantah semua tuduhan tersebut, ia terpaksa membayar ganti rugi sebesar USD 50.000 kepada seorang wanita yang menuduhnya melakukan kekerasan seksual pada tahun 2017. Kisahnya mencakup pengambilan ponsel yang dilakukan Hegseth dan tindakan agresif lainnya. Mantan saudara ipar Hegseth juga menyatakan bahwa perilakunya mengancam keselamatan keluarganya, menyoroti kebiasaan minum alkohol yang berlebihan dan membuat istri keduanya merasa tertekan.
Ketiga, Hegseth diketahui sebagai pecandu alkohol. Laporan dari The New Yorker menyebutkan bahwa Hegseth terlihat mabuk di beberapa acara formal antara tahun 2013 hingga 2015, dengan saksi yang mengonfirmasi bahwa ia sering keluar dalam keadaan tidak sadar. Terdapat laporan bahwa ia pernah terlihat pingsan di acara pertemuan keluarga, dan dalam satu kesempatan, ia bahkan harus dikeluarkan dari klub tari telanjang dalam kondisi tak sadarkan diri. Dalam sidang konfirmasinya, Hegseth sempat mengakui bahwa dia bukan orang yang sempurna dan berjanji untuk berhenti minum, meskipun ia tidak bersedia mengundurkan diri jika ternyata ia kembali terlibat dengan alkohol saat bertugas.
Keempat, pandangan Hegseth terkait peran perempuan dalam militer sangat kontroversial. Ia pernah menyatakan bahwa perempuan sebaiknya tidak ditugaskan dalam pertempuran, sebuah pernyataan yang kemudian diprotes oleh banyak kalangan, termasuk beberapa senator. Meskipun Hegseth telah menarik kembali pernyataan tersebut, ketidakselarasan antara pandangannya dan kemajuan yang telah dicapai dalam kesetaraan gender dalam militer tetap menjadi masalah yang harus diperhatikan.
Kelima, Hegseth tidak luput dari tuduhan korupsi saat masih memimpin organisasi nirlaba. Ia dituduh menyalahgunakan dana di Veterans for Freedom dan Concerned Veterans for America, yang membuatnya terpaksa mundur dari kedua posisi tersebut. Whistleblower yang mengungkapkan bahwa Hegseth memperlakukan dana organisasi sebagai rekening pribadi menunjukkan bagaimana situasi keuangan organisasi di bawah kepemimpinannya sangat carut-marut, menjadi salah satu alasan mengapa organisasi tersebut tidak dapat bertahan.
Meskipun Hegseth kini memegang jabatan penting di pemerintahan, berbagai kontroversi yang menyelimuti dirinya menciptakan keraguan tentang kemampuannya untuk menjalankan tugas dengan baik. Sebagai Menteri Pertahanan, Hegseth diharapkan dapat menavigasi isu-isu kompleks di lingkungan global yang semakin menantang, namun bayang-bayang dari masa lalu dan perilaku pribadinya terus menjadi sorotan banyak pihak.