Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Tiongkok, Admiral Dong Jun, di Beijing pada Rabu, 22 Januari 2025. Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi kedua negara untuk memperkuat kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan, terutama di tengah dinamika geopolitik global yang terus berkembang.
Sjafrie menjelaskan bahwa Indonesia dan Tiongkok memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan kerjasama militer. Menurutnya, fokus kerjasama tidak hanya akan terbatas pada transfer teknologi militer, tetapi juga akan mencakup peningkatan hubungan langsung antar personel militer melalui inisiatif kontak antara prajurit. “Kerja sama akan terus ditingkatkan, tidak hanya berfokus pada transfer teknologi militer, tetapi juga memperkuat hubungan langsung antar personel militer melalui soldier to soldier contact,” ungkap Sjafrie dalam pernyataan resmi yang dilaporkan oleh Antara News.
Admiral Dong Jun menegaskan pentingnya dialog yang konstruktif dalam menjaga stabilitas regional. Ia menyoroti bahwa hubungan antara kedua negara telah terjalin dengan baik dan saling menguntungkan. “Kami percaya bahwa dialog yang konstruktif dapat menjadi kunci untuk menjaga stabilitas kawasan,” ujar Admiral Dong. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kedua pihak berkomitmen untuk menanggapi tantangan keamanan yang dihadapi secara kolaboratif.
Latar belakang pertemuan ini berawal dari meningkatnya ketegangan di kawasan, serta kebutuhan untuk menjaga stabilitas di tengah kompetisi global. Sjafrie menekankan pentingnya menjaga stabilitas regional dan berusaha menghadapi dinamika tersebut dengan pendekatan dialog. “Mengingat dinamika situasi geopolitik dan geostrategis yang terus berkembang, sudah selayaknya kita bersama-sama menjaga kondisi yang kondusif demi mewujudkan kebaikan dan kemajuan bersama,” tambahnya.
Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri merundingkan beberapa isi penting yang dapat menjadi landasan kerjasama di masa mendatang, antara lain:
- Transfer Teknologi Militer: Meningkatkan kolaborasi dalam teknologi dan inovasi pertahanan.
- Latihan Bersama: Menerapkan latihan gabungan untuk meningkatkan kapabilitas angkatan bersenjata masing-masing negara.
- Pertukaran Informasi dan Strategi Keamanan: Saling tukar informasi untuk memperkuat keamanan bersama.
- Kerjasama Pendidikan Militer: Penyediaan program pendidikan militer untuk meningkatkan sumber daya manusia.
- Peningkatan Kapasitas Alutsista: Memperkuat kemampuan alat utama sistem senjata (alutsista) melalui kolaborasi dan pengembangan bersama.
Sjafrie juga menyampaikan harapannya agar kerjasama yang terjalin tidak hanya menguntungkan dalam aspek militer, tetapi juga berdampak positif bagi perkembangan hubungan sosial dan ekonomi antara kedua negara. Ia menegaskan bahwa hubungan antara Indonesia dan Tiongkok bukan hanya sekadar hubungan bilateral biasa. “Hubungan kita bukan sekadar persahabatan, melainkan juga persaudaraan,” ujarnya, menekankan dimensi lebih dalam dari hubungan ini.
Ketahanan dan kerjasama di sektor pertahanan menjadi semakin penting di tengah tantangan baru yang muncul dari isu-isu regional dan global. Dengan demikian, pertemuan antara Menteri Pertahanan RI dan Menteri Pertahanan Tiongkok dapat dilihat sebagai langkah proaktif dalam menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan. Di harapkan, kerjasama yang terjalin dapat melahirkan kebijakan-kebijakan yang lebih konkret untuk menghadapi tantangan ke depan.