
Rafael Struick sedang menghadapi tantangan besar dalam kariernya sebagai penyerang timnas Indonesia setelah mengalami kurang stabilnya menit bermain di klub barunya, Brisbane Roar. Dengan perubahan strategi pelatih baru, Patrick Kluivert, performa pemain di klub menjadi sorotan utama, dan situasi Struick saat ini menjadi perhatian publik.
Dalam musim 2024/2025, Struick, yang baru berusia 21 tahun, tercatat hanya bermain selama 384 menit. Dalam rincian lebih lanjut, ia menghabiskan 236 menit di Brisbane Roar dan 148 menit di ADO Den Haag. Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan rekan senegaranya, Ole Romeny, yang kini menjadi ancaman nyata bagi posisi Struick di timnas Indonesia.
Romeny, penyerang berusia 24 tahun yang baru saja menyelesaikan proses naturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), memiliki catatan menit bermain yang jauh lebih baik. Ia mencatatkan total 894 menit, dengan 136 menit di Oxford United dan dominasi di FC Utrecht dengan 758 menit. Hal ini memberikan Romeny keunggulan signifikan atas Struick dalam hal pengalaman bermain yang relevan.
Kondisi ini menciptakan dilema bagi Kluivert, yang harus mempertimbangkan kualitas dan menit bermain pemain saat meramu skuad untuk pertandingan mendatang. Dalam pernyataannya, Kluivert menegaskan pentingnya pemain yang aktif dan mendapatkan waktu bermain optimal di klub untuk menjaga performa terbaik di timnas. Dengan hadirnya Romeny, peluang Struick untuk dipanggil memperkuat tim Merah Putih menjadi semakin tipis.
Berikut adalah beberapa fakta yang menjelaskan situasi Struick dan Romeny dalam timnas Indonesia:
- Menit Bermain: Struick hanya 384 menit, sedangkan Romeny 894 menit.
- Klub Saat Ini: Struick bermain untuk Brisbane Roar, sementara Romeny bermain untuk Oxford United dan FC Utrecht.
- Usia: Struick berusia 21 tahun, Romeny berusia 24 tahun, memberikan keuntungan pengalaman pada Romeny.
- Naturalization: Romeny sudah menjadi WNI dan siap untuk debut di timnas, yang menjadi langkah penting dalam kariernya.
- Performa di Klub: Peningkatan Romeny di klub jelas menjadi penilaian utama bagi pelatih.
Keadaan ini jelas mengindikasikan bahwa Struick perlu meningkatkan performa dan menit bermainnya agar tetap dilirik oleh Kluivert. Melihat tren yang ada, ada kemungkinan bahwa keputusan Kluivert untuk menggeser Struick demi Romeny dalam skuad timnas akan segera terwujud. Hal ini menunjukkan pentingnya kompetisi di lini depan timnas, di mana setiap pemain dituntut untuk memiliki waktu bermain yang baik di klub masing-masing untuk dapat bersaing dengan ketat.
Dengan situasi ini, Rafael Struick harus segera beradaptasi dan meningkatkan performanya di Brisbane Roar, agar dapat mempertahankan posisinya di timnas Indonesia. Teamwork dan kolaborasi dalam setiap pertandingan akan menjadi kunci bagi Struick untuk menonjol dalam skuad Garuda, terutama di tengah persaingan yang semakin ketat. Tanpa meningkatkan menit bermainnya, masa depan Struick di timnas Indonesia bisa berisiko, terutama dengan kedatangan Ole Romeny yang siap merebut posisi. Terlihat jelas bahwa dalam dunia sepak bola profesional, penampilan di klub menjadi sangat vital dalam menentukan nasib pemain di level internasional.