Pada Rabu, 22 Januari 2025, Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang baru dilantik, Marco Rubio. Pertemuan ini menandai langkah awal yang signifikan dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat, khususnya dalam konteks keamanan kawasan Indo-Pasifik.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri AS, disampaikan oleh Juru Bicara Tammy Bruce, kedua menteri menggarisbawahi pentingnya kemitraan strategis secara komprehensif antara kedua negara. Hal ini menjadi semakin relevan mengingat dinamika politik dan ekonomi yang berkembang di kawasan tersebut. “Marco Rubio dan Menlu Sugiono mengakui pentingnya hubungan AS-RI dan menegaskan kembali kontribusi kemitraan strategis komprehensif antara kedua negara demi kawasan Indo-Pasifik yang aman dan makmur,” ungkap Bruce.
Di antara sejumlah topik yang dibahas, isu keamanan maritim di Laut China Selatan menjadi fokus utama. Laut ini merupakan jalur perdagangan strategis yang sangat vital, dan kedua menteri sepakat bahwa stabilitas di kawasan ini adalah hal yang sangat diperlukan. Keduanya bertukar pandangan tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk memastikan keamanan dan kestabilan maritim di daerah yang seringkali menjadi zona ketegangan tersebut.
Pembicaraan ini juga mencakup penguatan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan. “Kedua menteri juga menyatakan kesamaan tekad untuk mengutamakan pertumbuhan ekonomi nasional,” tambah Bruce. Hal ini menunjukkan komitmen kedua negara dalam menciptakan surga perdagangan yang memiliki dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masing-masing.
Marco Rubio, yang mendapatkan persetujuan dari Senat AS pada 20 Januari 2025, menekankan pentingnya peran Indonesia dalam mendukung proses perdamaian dan rekonstruksi di kawasan Timur Tengah. Pengakuan ini mencerminkan kepercayaan tinggi terhadap Indonesia sebagai mitra strategis di panggung internasional. Dalam konteks ini, Rubio menyatakan, “Hubungan bilateral yang kuat seperti ini menjadi fondasi untuk menjaga stabilitas kawasan.”
Dalam diskusi tersebut, beberapa poin penting diangkat, antara lain:
Keamanan Maritim: Pentingnya menjaga stabilitas di Laut China Selatan sebagai jalur perdagangan utama.
Kerja Sama Ekonomi: Memperkuat hubungan perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan untuk pertumbuhan ekonomi.
Peran Indonesia di Timur Tengah: Pengakuan terhadap kontribusi Indonesia dalam menciptakan perdamaian di kawasan Timur Tengah.
- Komitmen terhadap Kawasan yang Bebas dan Terbuka: Penegasan dari Menlu Rubio mengenai dukungan untuk kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Rubio dikenal sebagai sosok yang memiliki pandangan garis keras terhadap beberapa negara, termasuk Iran dan China, yang menambah dimensi penting dalam kerja sama keamanan regional. Dengan adanya pembicaraan ini, terlihat bahwa kedua negara berkomitmen untuk membangun koalisi yang kuat dalam menghadapi tantangan-tantangan yang muncul, baik dari sisi keamanan maupun ekonomi.
Pembicaraan yang dilakukan oleh kedua menteri luar negeri ini tidak hanya menunjukkan hubungan yang erat antara Indonesia dan AS, tetapi juga memberikan sinyal positif bagi stabilitas kawasan Indo-Pasifik ke depan. Dengan berbagai tantangan yang ada, langkah-langkah konkret dalam kerjasama ini diharapkan dapat menjadi fondasi bagi keamanan dan kemakmuran kedua negara serta kawasan secara keseluruhan.