
Para arkeolog di Yerusalem membuat penemuan yang mengejutkan dengan ditemukannya makam seorang pertapa wanita dari abad ke-5 yang dirantai. Temuan ini, yang mengguncang pemahaman tentang praktik religius dan asketisme di era Bizantium, berasal dari penggalian yang dilakukan di biara Bizantium di Khirbat el-Masani, yang terletak sekitar 3 kilometer barat laut dari Kota Tua Yerusalem.
Penggalian tersebut mengungkap berbagai makam yang menyimpan kerangka pria, wanita, dan anak-anak. Namun, salah satu makam menjadi perhatian khusus karena berisi kerangka yang dikelilingi oleh rantai besi. Awalnya, para peneliti mengira individu tersebut adalah seorang pria. Namun, analisis lebih lanjut yang diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science: Reports menunjukkan bahwa individu itu kemungkinan besar adalah seorang wanita.
Dari analisis peptida pada email gigi, ditemukan adanya AMELX, gen yang menunjukkan adanya kromosom X, tanpa jejak AMELY dari kromosom Y, yang menegaskan bahwa individu ini adalah perempuan. Penemuan ini cukup penting karena menunjukkan adanya praktik asketisme yang ekstrem pada wanita, yang selama ini lebih sering diasosiasikan dengan pria. Biasanya, pertapa wanita dalam sejarah lebih memilih praktik spiritual yang tidak seberat lelaki, seperti berdoa atau bermeditasi, tanpa menggunakan alat berat yang membatasi gerakan fisik.
Elisabetta Boaretto, arkeolog dari Institut Sains Weizmann di Israel, menyatakan bahwa penemuan ini menantang asumsi umum mengenai peran wanita dalam komunitas religius. Ia mencatat, "Penggunaan rantai oleh pertapa pria sudah banyak didokumentasikan, tetapi sangat jarang ditemukan pada wanita." Hal ini menegaskan bahwa tidak semua wanita menghindari bentuk asketisme yang keras, dan menunjukkan adanya keragaman dalam praktik spiritual mereka.
Rantai yang ditemukan di makam ini diyakini tidak hanya sekedar alat tetapi bagian penting dari identitas spiritual individu tersebut. Boaretto menjelaskan bahwa dengan membatasi gerak fisik, seorang pertapa dapat menciptakan ruang mental untuk lebih fokus beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Penemuan makam ini tidak hanya memperkaya pengetahuan tentang praktik asketisme di kalangan wanita, tetapi juga menyoroti keberadaan wanita dalam sejarah komunitas religius pada masa itu.
Beberapa poin penting dari penemuan ini meliputi:
- Asal Makam: Ditemukan di biara Bizantium di Khirbat el-Masani, dekat Kota Tua Yerusalem.
- Jenis Kelamin: Melalui analisis genetik, individu dalam makam terbukti adalah perempuan.
- Praktik Asketisme: Rantai digunakan sebagai simbol komitmen religius, yang menunjukkan tingginya tingkat asketisme yang dijalani.
- Peran Wanita: Menyediakan wawasan baru mengenai kontribusi wanita dalam tradisi asketisme di era Bizantium.
Dengan makna spiritual yang mendalam, rantai ini juga menggambarkan bagaimana individu itu menjalani kehidupan yang didedikasikan untuk pengabdian kepada Tuhan. Mengingat fakta bahwa praktik ini jarang dijumpai pada wanita pada masa itu, penemuan ini membuka bab baru dalam studi sejarah religius dan menambah pengetahuan tentang bagaimana wanita berpartisipasi dalam kehidupan asketis.
Kemajuan penelitian di masa depan bertujuan untuk menggali lebih dalam peran wanita dalam tradisi asketisme Kristen awal dan bagaimana praktik ini beradaptasi selama awal perkembangan Kekristenan. Dengan demikian, pemakaman ini bukan hanya sekadar penemuan arkeologis, tetapi juga saksi bisu perjalanan spiritual yang unik dan kompleks dari seorang wanita yang memilih jalan hidup yang sangat berbeda dari kebanyakan orang sezamannya.