Perdebatan tentang siapa atlet paling berpengaruh di dunia sering kali menyentuh nama-nama besar, seperti Michael Jordan dan Cristiano Ronaldo. Namun, bagaimana jika kedua ikon ini hidup di era yang sama dengan akses penuh ke media sosial? Pertanyaan ini mengundang diskusi menarik mengenai dampak mereka dalam dunia digital.
Dalam sebuah podcast, mantan rekan setim Jordan, Scottie Pippen, menyatakan keyakinannya bahwa jika Michael Jordan memiliki akun media sosial saat ini, jumlah pengikutnya bisa mencapai angka yang fantastis. Pippen berargumen bahwa popularitas Jordan yang sudah melambung tinggi di era 90-an seharusnya menjadikannya fenomena media sosial yang lebih luar biasa. “Saya kira dia (Jordan) mungkin akan menggandakannya, jujur saja. Jadi permainan itu berkembang saat itu,” ungkap Pippen saat diwawancarai oleh Patrick Bet-David dalam PBD Podcast.
Memang, Michael Jordan telah dikenal sebagai salah satu atlet paling terkenal di dunia, bahkan sebelum munculnya platform media sosial. Sebuah studi yang dilakukan oleh Warner Brothers pada tahun 1996 menunjukkan bahwa ia merupakan salah satu orang paling terkenal di dunia, sejajar dengan Putri Diana dan Paus. Popularitas ini bisa jadi semakin berkembangan dengan adanya media sosial, yang memberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan penggemar dan memperluas jangkauan audiens.
Namun, meskipun berpotensi menjadi sumber penghasilan yang lebih besar, Jordan mengungkapkan keraguannya terhadap penggunaan media sosial. Dalam wawancara dengan Cigar Aficionado, ia mengakui, "Bagi seseorang seperti saya dan inilah yang dialami Tiger Woods, saya tidak tahu apakah saya dapat bertahan hidup di masa Twitter ini, di mana Anda tidak memiliki privasi yang Anda inginkan." Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun media sosial dapat memberikan popularitas, ada konsekuensi yang harus dihadapi oleh setiap publik figur.
Di sisi lain, Cristiano Ronaldo tumbuh menjadi salah satu pemenang Ballon d’Or terbanyak dengan status sebagai atlet paling laku di dunia saat ini. Dengan 647 juta pengikut di Instagram, Ronaldo menjadi orang yang paling banyak diikuti di platform tersebut. Ia juga berhasil menjangkau 72,9 juta pelanggan di saluran YouTube-nya, yang menunjukkan daya tarik globalnya yang hampir tak tertandingi. Menariknya, Ronaldo dapat memperoleh pendapatan mencapai USD 3,23 juta per posting bersponsor di Instagram, menjadikannya lebih menguntungkan dibandingkan banyak selebritas lainnya.
Ketika membandingkan kedua tokoh ini, ada beberapa faktor yang bisa dipertimbangkan untuk menentukan siapa yang lebih berpengaruh dalam konteks media sosial. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
Popularitas Awal: Michael Jordan sudah memiliki basis fan yang kuat di era 90-an, yang kemungkinan besar akan memberikan dorongan awal di media sosial.
Akses ke Teknologi: Jika mengakses teknologi modern, Jordan mungkin akan memiliki alat-alat pemasaran yang lebih kuat dibandingkan era di mana ia beroperasi.
Strategi Konten: Ronaldo saat ini dikenal memiliki strategi pemasaran yang sangat efektif di media sosial. Ia menggunakan berbagai platform untuk berinteraksi dengan penggemar dan mempromosikan produk.
Dampak Budaya: Jordan tidak hanya menjadi ikon olahraga tetapi juga mempengaruhi industri mode melalui merek Air Jordan. Sementara itu, Ronaldo telah menjadi wajah utama iklan global, menunjukkan kekuatan merek individu di media sosial.
- Privasi dan Kontroversi: Jordan mengekspresikan kekhawatirannya terhadap privasi di era media sosial, sedangkan Ronaldo tampaknya dapat mengelola reputasinya dengan lebih baik meskipun banyak sorotan publik.
Dari beberapa perbandingan tersebut, jelas bahwa kedua ikon ini memiliki keunggulan masing-masing di media sosial. Namun, cara mereka beradaptasi dan merespons lingkungan digital bisa sangat menentukan dalam meraih status “Raja Media Sosial”. Masing-masing dari mereka, dalam konteks yang berbeda, menunjukkan betapa berpengaruhnya seorang atlet dalam membangun jejaring sosial yang luas dan menguntungkan.