Microsoft terus menunjukkan eksistensinya di dunia teknologi dengan meraih pendapatan yang mengesankan dari bisnis kecerdasan buatan (AI). Pada semester kedua tahun 2024, perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington ini berhasil mendapatkan pendapatan sebesar US$ 13 miliar, yang setara dengan Rp 212 triliun (kurs Rp 16.312 per dolar AS), mengalami lonjakan signifikan sebesar 175% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dalam Earnings Call yang berlangsung pada Rabu (29/1), CEO Microsoft, Satya Nadella, menyatakan bahwa perusahaan telah melakukan inovasi di berbagai lini teknologi. Inovasi tersebut bertujuan untuk membantu pelanggan memaksimalkan return on investment (ROI) dari investasi mereka di bidang AI. "Bisnis AI kami telah melampaui tingkat pendapatan tahunan atau revenue run rate sebesar US$ 13 miliar," ungkap Nadella, memberikan gambaran optimis terhadap masa depan teknologi ini.
Pendapatan Microsoft secara keseluruhan juga mengalami peningkatan yang signifikan. Perusahaan mencatat keuntungan sebesar US$ 69,6 miliar (Rp 1.135 triliun) pada semester kedua 2024, meningkat 12% dari US$ 62 miliar (Rp 1.011 triliun) pada periode sebelumnya. Sementara itu, pendapatan meningkat sebesar 10% menjadi US$ 24,1 miliar, dan laba per saham terdilusi naik 10% menjadi US$ 3,23.
Namun, tidak semua sektor bisnis Microsoft menunjukkan performa positif. Sektor gaming mengalami penurunan yang cukup berarti, dengan keuntungan keseluruhan turun sebesar 7%. Penjualan perangkat keras Xbox juga tergerus dengan penurunan hingga 29%. Meski demikian, Microsoft tidak tinggal diam. Sebagai langkah responsif, Nadella menekankan bahwa fokus mereka kini adalah memperbesar skala operasional di seluruh dunia, mirip dengan strategi yang diterapkan pada cloud komersial.
Berikut adalah beberapa langkah konkret yang dilakukan Microsoft untuk tetap bersaing di pasar yang semakin kompetitif:
-
Memperluas Operasional Cloud: Microsoft terus menggencarkan pengembangan infrastruktur cloud, memberikan pelanggan akses yang lebih baik ke layanan AI.
-
Inovasi dalam Layanan: Pengembangan layanan berbasis AI terus dilakukan untuk menarik lebih banyak pengguna dan meningkatkan pendapatan.
-
Diversifikasi Portofolio Gaming: Meski mencatatkan penurunan pada segmen perangkat keras, Microsoft meningkatkan fokus pada layanan dan game. Pendapatan dari konten dan layanan Xbox meningkat sebesar 2%, dipacu oleh pertumbuhan Xbox Game Pass.
-
Pengalihan Fokus Pemasaran: Dengan iklan “This is an Xbox”, Microsoft berupaya memperkenalkan gaming Xbox kepada pengguna di platform lain, mengurangi ketergantungan pada penjualan perangkat keras.
- Pelatihan dan Inferensi AI: Perusahaan menjelaskan bahwa mereka terus menjaga keseimbangan yang tepat antara pelatihan dan inferensi dalam pengembangan AI, guna menjaga efisiensi operasional.
Keberhasilan Microsoft dalam bisnis AI menunjukkan bahwa perusahaan ini bukan hanya beradaptasi dengan perubahan pasar, tetapi juga mampu memanfaatkan peluang besar yang ada dalam teknologi. Dengan mengalihkan fokus mereka dari perangkat keras ke pengembangan layanan dan inovasi baru, Microsoft berusaha mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam pemasaran teknologi global.
Kedepannya, dengan potensi pertumbuhan yang ada dalam sektor AI dan langkah-langkah strategis yang diambil, Microsoft tampaknya berkomitmen untuk tidak hanya bertahan tetapi juga unggul dalam industri teknologi yang dinamis. Langkah-langkah ini akan terus dipantau dalam konteks perkembangan AI dan dampaknya terhadap bisnis di seluruh dunia.