
Microsoft telah mengumumkan rencananya untuk menutup Skype secara resmi pada Mei 2025. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk fokus pada Microsoft Teams, platform komunikasi yang kini menjadi andalan untuk kolaborasi dan panggilan video. Dalam pernyataannya, Microsoft menjelaskan bahwa pengalihan ini bertujuan untuk menyederhanakan opsi komunikasi bagi pengguna.
Dengan penutupan Skype, pengguna masih dapat menikmati berbagai fitur penting melalui Microsoft Teams, termasuk panggilan individu, panggilan grup, pesan instan, dan berbagi file. Teams menawarkan keunggulan tambahan seperti penyelenggaraan rapat, manajemen kalender, dan kemampuan untuk membuat serta bergabung dengan komunitas, sehingga memberikan solusi yang lebih komprehensif dibandingkan Skype. “Bahkan, Teams menawarkan fitur tambahan yang menjadikannya solusi yang lebih komprehensif dibanding Skype,” ungkap CNET, menggarisbawahi perbedaan dalam fungsionalitas antara kedua platform tersebut.
Skype, yang diluncurkan pada tahun 2003, pernah menjadi primadona dalam layanan panggilan video dan voice-over-IP, terutama saat biaya telepon internasional masih tinggi. Ia menjadi alat komunikasi yang umum digunakan, baik oleh individu yang ingin terhubung dengan keluarga maupun para profesional yang melakukan wawancara secara daring. Namun, seiring berjalannya waktu, popularitas Skype mulai tergeser oleh platform lain seperti FaceTime, Zoom, dan tentunya Microsoft Teams yang diluncurkan pada tahun 2017.
Pandemi Covid-19 memberikan angin segar bagi Microsoft Teams, yang mengalami lonjakan penggunaan yang signifikan. Banyak perusahaan dan institusi beralih menggunakan Teams sebagai alat komunikasi utama. Menariknya, penggunaan Teams naik hingga empat kali lipat dibandingkan dua tahun sebelumnya, dengan lonjakan ini menjadi salah satu alasan kuat bagi Microsoft untuk mengalihkan pengguna Skype.
Microsoft menyadari bahwa meski terdapat pengguna setia Skype, perusahaan tidak merilis angka pasti mengenai pengguna layanan tersebut. Seiring transisi ini, Microsoft juga menyediakan opsi bagi pengguna untuk mengekspor data, termasuk riwayat panggilan dan chat, sebelum layanan tersebut dihentikan. Selain itu, pengguna dapat langsung beralih menggunakan versi gratis dari Microsoft Teams, yang kini menjadi platform komunikasi utama perusahaan.
Keputusan Microsoft untuk menutup Skype sebenarnya telah diprediksi oleh banyak analis industri. Carolina Milanesi dari Creative Strategies menyatakan bahwa banyak pengguna Skype yang masih bertahan di platform ini lebih karena kebiasaan, daripada keunggulan fitur yang ditawarkannya. “Sejujurnya, saya pikir ini akan terjadi lebih cepat. Skype sekarang terasa seperti ‘telepon putar’ di dunia komunikasi,” katanya, menambahkan bahwa generasi muda mungkin tidak mengetahui cara menggunakan platform tersebut.
J.P. Gownder dari Forrester juga mencatat bahwa dalam setiap penghentian layanan teknologi, akan selalu ada sekelompok pengguna yang merasa kehilangan. Namun, ia menekankan bahwa masa kejayaan Skype memang telah berlalu. “Dunia telah berubah, dan Microsoft menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut,” ujarnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Microsoft memang dikenal sering menutup layanan yang dianggap tidak lagi relevan, sebagaimana yang terjadi pada Windows Phone. Dengan langkah ini, Microsoft membuka babak baru dalam komunikasi digital, dan penutupan Skype menandai akhir dari salah satu aplikasi panggilan video paling ikonik yang pernah ada.
Penting untuk dicatat bahwa bagi pengguna yang ingin beralih ke Microsoft Teams, platform ini kini membawa banyak kemudahan dan fitur yang tidak hanya menjaga hubungan pribadi, tetapi juga mendukung kebutuhan profesional. Dengan demikian, era baru komunikasi digital dapat dimanfaatkan secara optimal oleh semua kalangan.