Arsenal mengalami kegagalan yang menyakitkan untuk melanjutkan langkah mereka di ajang Piala Liga setelah disingkirkan oleh Newcastle United dengan skor agregat 0-4. Dalam pertandingan leg kedua yang berlangsung di St James’ Park pada Kamis (6/2) dini hari WIB, Arsenal kembali harus mengakui keunggulan Newcastle dengan skor 0-2, setelah sebelumnya kalah dengan skor yang sama di leg pertama. Kekalahan ini menandai berakhirnya ambisi Arsenal untuk mengangkat trofi Piala Liga tahun ini dan sekaligus mengubah harapan mereka untuk tampil di Wembley.
Di babak pertama, Newcastle membuka keunggulan melalui gol yang dicetak Jacob Murphy pada menit ke-19. Arsenal yang berusaha keras untuk menyamakan kedudukan tidak mampu mencetak gol, meskipun menciptakan 24 peluang sepanjang pertandingan. Di babak kedua, Anthony Gordon menambah keunggulan Newcastle, menjadikan agregat 0-4 yang sangat menyakitkan bagi para pemain dan penggemar Arsenal.
Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, tampak sangat kecewa setelah pertandingan berakhir. Ia mengungkapkan rasa frustrasi yang mendalam karena timnya gagal memenuhi harapan untuk melaju ke final di Wembley. “Saya sangat kecewa karena kami tidak berhasil mencapai Wembley dan juga dengan cara kami,” jelas Arteta dalam keterangannya di laman resmi klub. Ia mengungkapkan bahwa timnya tidak mampu mencetak gol crucial yang dapat memberikan kebangkitan semangat dan momentum.
Arteta juga menambahkan, “Kami tidak pernah mendapatkan gol itu untuk memberi kami keyakinan, dan menghasilkan harapan dan momentum tertentu dalam tim.” Menuturkan bahwa kegagalan untuk mencetak gol di kedua leg memberikan dampak psikologis yang berat bagi timnya. “Ketika kami kebobolan gol kedua, itu benar-benar sangat sulit,” imbuhnya.
Kekalahan ini mencerminkan sejumlah faktor yang mempengaruhi performa Arsenal di lapangan. Berikut adalah beberapa poin penting terkait dengan kekalahan Arsenal dari Newcastle:
-
Peluang yang tidak dimanfaatkan: Arsenal menciptakan total 24 peluang, tetapi tidak satupun dari kesempatan tersebut berhasil membuahkan gol. Ini menunjukkan kurangnya ketajaman lini depan mereka.
-
Pressing efektif Newcastle: Newcastle menunjukkan permainan yang sangat efisien dengan menekan pertahanan Arsenal, memaksa tim tamu untuk berjuang keras dalam mempertahankan posisi mereka.
-
Kesulitan mental: Kegagalan untuk mencetak gol pada leg pertama tampaknya memberi dampak pada mentalitas tim dalam leg kedua, di mana mereka tidak bisa bangkit menghadapi tekanan.
- Ketidakberuntungan di depan gawang: Banyak peluang yang dihasilkan Arsenal berakhir sia-sia, dan keputusan pengadil yang merugikan pun berkontribusi pada hasil akhir yang mengecewakan.
Arteta mengakui bahwa momen ini sangat menyakitkan bagi seluruh skuad. “Kami benar-benar terluka saat ini,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya untuk segera melakukan pemulihan mental dan fisik setelah kekalahan telak ini. “Kami benar-benar ingin membawa tim, klub ke Wembley lagi dan kami berusaha keras untuk itu, tetapi sayangnya kami tidak dapat mewujudkannya."
Sebagai penutup, Arteta menegaskan bahwa timnya perlu ‘mencerna’ hasil ini dan akan berusaha untuk kembali bangkit di pertandingan-pertandingan mendatang. Ini adalah saat yang krusial bagi Arsenal untuk merefleksikan performa mereka dan menemukan cara untuk meningkatkan efektivitas serangan mereka di laga-laga berikutnya. Dengan harapan untuk masa depan yang lebih cerah, Arteta dan timnya harus bersiap untuk tantangan berikutnya.