
Miliano Jonathans, gelandang serang berusia 20 tahun yang kini membela FC Utrecht di Eredivisie Belanda, mengungkapkan alasannya mengapa ia belum tertarik untuk bergabung dengan Timnas Indonesia. Pemain yang memiliki darah Indonesia dari neneknya yang berasal dari Depok, Jawa Barat, ini telah menjadi sorotan publik terkait ketertarikan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk memanggilnya ke tim nasional.
Dalam sebuah wawancara bersama saluran YouTube Andy in the Auto, Jonathans mengungkapkan bahwa ia sudah didekati oleh PSSI sejak umur 16 tahun. Pada saat itu, ia berada dalam skuad Belanda U-18. Ia berkata, “Pada saat Piala Dunia U-17 ketika itu, mereka menginginkan saya. Saya saat itu berada di Belanda U-18, jadi saya belum mau membuat keputusan.” Langkah tersebut menunjukkan keseriusan PSSI dalam membangun timnas melalui pemain-pemain muda berbakat yang memiliki kaitan dengan Indonesia.
Namun, perjalanan Jonathans menuju keputusan untuk berkarir di level internasional tidaklah mudah. Ia menekankan bahwa jarak dan komitmen yang berkaitan dengan timnas mengharuskannya untuk berpikir matang sebelum membuat keputusan. “Jaraknya juga jauh. Tak lama kemudian, mereka mendekati lagi. Di Vitesse saya bersinar, tapi saya juga masih belum mau membuat keputusan. Saya akan membiarkannya datang sendiri,” tambahnya.
Karir Jonathans membaik ketika ia berseragam Vitesse, di mana ia tampil mengesankan dengan torehan statistik favorit para pengamat sepakbola. Sejak dipromosikan ke tim senior Vitesse pada tahun 2022, ia telah mencetak 11 gol dan menyumbang empat assist dalam 40 penampilan. Kini, setelah hijrah ke Utrecht pada Januari lalu, ia sudah tampil dalam tujuh pertandingan dengan dua kali menjadi starter.
PSSI tidak hanya mengincar Miliano Jonathans sebagai salah satu pemain naturalisasi. Beberapa pemain lainnya juga menjadi perhatian, termasuk kiper Emil Audero, Dean James, dan Joey Pelupessy. Teknologi scouting yang bisa diakses dengan mudah dan cepat kini memudahkan PSSI dalam mengidentifikasi bakat-bakat milenial yang berpotensi menambah kekuatan timnas.
Dari perspektif Timnas Indonesia, langkah untuk memanggil pemain-pemain dengan potensi seperti Jonathans tentu sangat penting untuk menjaga daya saing di level internasional. Namun, kegagalan menarik perhatian pemain muda berbakat seperti Jonathans menunjukkan tantangan yang dihadapi dalam proses naturalisasi.
Situasi ini juga memberikan gambaran mengenai kondisi timnas saat ini, yang terus berupaya untuk mendatangkan pemain-pemain berkualitas. Ketua PSSI sering mengungkapkan harapan untuk mengumpulkan pemain-pemain terbaik demi menguatkan tim dalam persaingan yang ketat di seluruh kompetisi.
Meskipun Miliano Jonathans saat ini memilih jalan untuk fokus pada pengembangan karirnya di Eropa, PSSI tetap optimis dapat menjalin komunikasi dan membangun hubungan baik dengan para pemain keturunan lainnya di luar negeri. Harapan ini kini banyak dipegang oleh penggemar untuk melihat lebih banyak talenta berbakat yang kembali ke Indonesia untuk memperkuat tim nasional di masa depan.
Dalam konteks yang lebih besar, kasus Jonathans mencerminkan dinamika sepakbola Indonesia dalam menjalin hubungan dengan generasi pemain muda. Bakat-bakat muda lainnya perlu proses yang sama agar inisiatif PSSI bisa membuahkan hasil yang positif dalam waktu dekat. Pertanyaan tentang siapa yang akan menjawab panggilan tersebut masih menggantung, tetapi upaya untuk membangun timnas yang solid terus berlangsung, dengan harapan seorang Miliano Jonathans atau nama besar lainnya suatu saat akan mengenakan seragam merah putih.