Sains

Miris: Aksen Kelas Pekerja Sering Terkait Perilaku Kriminal

Cara seseorang berbicara dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap cara orang lain memandang mereka. Penelitian terbaru dari Universitas Cambridge mengungkapkan temuan yang cukup mengejutkan: aksen kelas pekerja sering kali dihubungkan dengan perilaku kriminal di masyarakat. Penelitian ini mengungkapkan bahwa persepsi ini tidak mencerminkan realitas yang akurat tentang individu yang berbicara dengan aksen tersebut.

Dalam penelitian yang dipimpin oleh Alice Paver, tim peneliti meminta 180 peserta untuk mendengarkan rekaman suara dengan 10 aksen berbeda dari seluruh Inggris, termasuk aksen dari London, Liverpool, dan Glasgow. Peserta diminta untuk mengevaluasi seberapa mungkin mereka menilai individu dengan aksen tertentu terlibat dalam perilaku kriminal. Hasilnya menunjukkan bahwa aksen yang dianggap memiliki status sosial lebih rendah sering kali diasosiasikan dengan kemungkinan keterlibatan dalam tindakan kejahatan.

Beberapa poin penting dari penelitian ini antara lain:

  1. Persepsi Aksen: Peserta cenderung mengaitkan aksen kelas pekerja dengan perilaku kriminal, meskipun ini tidak memiliki dasar yang kuat. Paver menyatakan bahwa “ini menunjukkan bahwa orang yang berbicara dengan aksen yang dianggap lebih rendah status sosialnya cenderung dianggap lebih sering melakukan kejahatan.”

  2. Aksen Bergengsi: Sebaliknya, individu yang berbicara dengan aksen yang lebih terhormat, seperti Southern British English (SSBE), dianggap kurang mungkin terlibat dalam perilaku kriminal. Namun, menariknya, mereka tidak selalu dianggap lebih baik atau lebih jujur dibandingkan dengan pembicara dari kelas pekerja.

  3. Dampak dalam Peradilan: Penelitian ini juga menyentuh isu lebih besar tentang bagaimana stereotip aksen dapat memengaruhi proses hukum. Paver menekankan bahwa "bias suara ini bisa berbahaya karena bisa memengaruhi bagaimana seseorang dipandang dalam proses peradilan," menunjukkan bahwa persepsi ini dapat menempatkan individu dalam posisi yang tidak adil hanya berdasarkan cara mereka berbicara.

  4. Kurangnya Bukti Faktual: Penelitian ini menegaskan bahwa meskipun ada persepsi umum yang mengaitkan aksen kelas pekerja dengan kriminalitas, tidak ada bukti kuat yang mendukung penggambaran tersebut. Ini menjelaskan pentingnya mengedukasi masyarakat untuk mengenali dan meruntuhkan stereotip yang ada.

  5. Pentingnya Penelitian Lanjutan: Penelitian ini baru merupakan langkah awal untuk memahami hubungan antara aksen, persepsi, dan perilaku kriminal. Para peneliti mengingatkan akan perlunya lebih banyak studi untuk menggali lebih dalam bagaimana aksen dapat memengaruhi pendapat orang dalam konteks hukum, dan untuk mendukung pentingnya menghadapi dan menantang stereotip yang ada.

Semakin banyak penelitian seperti ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai bagaimana aksen dan suara mempengaruhi pandangan orang lain. Hal ini penting karena dapat berkontribusi pada diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di dalam sistem peradilan. Peneliti berharap dengan meningkatnya kesadaran tentang dampak dari stereotip aksen, masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam penilaian dan keputusan yang diambil berdasarkan cara seseorang berbicara.

Berita tentang hubungan antara aksen kelas pekerja dan perilaku kriminal menunjukkan betapa dalam dan kuatnya stereotip dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari. Dengan adanya studi ini, diharapkan akan ada perhatian lebih pada cara memperlakukan individu dengan adil, terlepas dari aksen atau cara berbicara mereka. Langkah ini sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih egaliter dan bebas dari prasangka.

Maya Putri

Maya Putri adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button