Modal Asing Masuk RI Pekan Ini: Rp 9,53 Triliun Melalui SBN!

Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa aliran modal asing ke Indonesia mengalami lonjakan signifikan pekan ini, dengan total masuk sebesar Rp 9,53 triliun. Mayoritas dari modal asing ini masuk melalui instrumen Surat Berharga Negara (SBN), mencerminkan minat investor terhadap sektor utang pemerintah Indonesia.

Data yang dirilis BI menunjukkan bahwa periode 3 hingga 6 Maret 2025 menyaksikan nonresiden melakukan pembelian neto sebesar Rp 8,99 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp 9,53 triliun dialokasikan untuk SBN, sementara pasar saham mencatatkan pembelian neto sebesar Rp 340 miliar. Namun, terjadi juga pengeluaran modal di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 880 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengungkapkan bahwa meskipun terdapat aliran keluar di SRBI, secara keseluruhan, aliran modal asing menunjukkan tren positif. "Berdasarkan data transaksi 3–6 Maret 2025, nonresiden tercatat beli neto Rp 8,99 triliun, terdiri dari beli neto Rp 0,34 triliun di pasar saham dan Rp 9,53 triliun di pasar SBN," jelas Ramdan dalam pernyataan resminya.

Secara kumulatif, data dari awal tahun hingga tanggal 6 Maret 2025 menunjukkan bahwa nonresiden melakukan jual neto sebesar Rp 20,12 triliun di pasar saham, sementara pembelian di SBN mencapai Rp 19,01 triliun dan Rp 6,11 triliun di SRBI. Hal ini menandakan bahwa meskipun ada fluktuasi, minat terhadap SBN tetap tinggi.

Beberapa faktor yang dapat menjelaskan minat investor terhadap SBN di pasar Indonesia adalah:

  1. Tingkat Imbal Hasil yang Menarik: Imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun tercatat turun menjadi 6,85%, tetap kompetitif dibandingkan dengan yield surat utang Amerika Serikat (US Treasury Notes) yang mencapai 4,278%.

  2. Pengelolaan Risiko yang Stabil: Nilai premi risiko investasi (credit default swap) untuk Indonesia juga menunjukkan penurunan, dari 77,79 basis poin menjadi 76,28 basis poin. Ini menandakan bahwa risiko investasi di Indonesia semakin rendah di mata investor internasional.

  3. Kebijakan Ekonomi yang Solid: BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait lainnya untuk menjaga ketahanan eksternal ekonomi Indonesia, yang dapat menambah kepercayaan investor.

Perkembangan ini terjadi di tengah fluktuasi nilai tukar rupiah yang tercatat sebesar Rp 16.336 per dolar AS pada 7 Maret 2025. Meski ada tantangan global, minat investor terhadap SBN dan pasar keuangan domestik tetap optimis.

Ramdan menambahkan, langkah BI dalam mengoptimalkan strategi bauran kebijakan menjadi bagian penting untuk mendukung aliran modal asing yang positif. Hal ini akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi di Indonesia ke depannya.

Dengan masuknya modal asing pekan ini, diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Diharapkan juga, pemerintah bersama BI terus berupaya untuk menjaganya agar tren positif ini dapat berlanjut hingga ke depannya. Dengan tetap berfokus pada penguatan kebijakan dan penegakan stabilitas ekonomi, Indonesia akan dapat menarik lebih banyak investasi asing yang berkelanjutan.

Berita Terkait

Back to top button