Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town, Afrika Selatan, menggelar acara buka puasa bersama yang berlangsung meriah di Ruang Garuda KJRI pada hari Sabtu, 15 Maret 2025. Acara ini dihadiri oleh sekitar 120 peserta, termasuk komunitas Muslim dan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di kota tersebut. Suasana hangat dan penuh keakraban menyelimuti momen penting ini, yang juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi di antara masyarakat Indonesia di Cape Town.
Dalam kesempatan ini, KJRI juga memanfaatkan acara buka bersama untuk memperkenalkan pejabat baru, seperti Konsul Protokol Konsuler Rally Aprianto Wangsa Atmadja dan Konsul Ekonomi Widya Christinasari. Penyampaian informasi mengenai peran dan fungsi kedutaan yang berkaitan dengan kekonsuleran penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia di luar negeri.
Jumlah Muslim di Afrika Selatan diperkirakan mencapai sekitar 1,8 persen dari total populasi 63,21 juta jiwa. Khusus di provinsi Western Cape, di mana Cape Town menjadi ibu kota, prosentase Muslim berjumlah antara 5 hingga 10 persen dari total 7,43 juta penduduk. Keberadaan Muslim di Cape Town telah dipengaruhi oleh sejarah panjang penyebaran Islam yang diperkenalkan oleh para ulama dari Nusantara, termasuk Syekh Yusuf dari Gowa, yang dikenal sebagai tokoh penyiar Islam pertama di negara ini.
Beberapa poin penting mengenai kegiatan buka puasa bersama KJRI Cape Town adalah sebagai berikut:
1. Momen Sosialisasi: Acara ini memberikan kesempatan bagi para pejabat KJRI untuk berinteraksi langsung dengan komunitas dan mendengarkan berbagai aspirasi yang diharapkan bisa diakomodasi oleh pemerintah.
2. Persebaran Informasi: Konsul Jenderal RI, Tudiono, dalam sambutannya menyatakan bahwa bulan suci Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan amal ibadah dan mempererat persatuan di kalangan masyarakat Indonesia di luar negeri.
3. Isu Kewarganegaraan: Dalam diskusi, pentingnya pemahaman mengenai isu kewarganegaraan ganda diangkat, terutama terkait dengan anak yang memiliki kewarganegaraan ganda, yang saat ini sangat relevan mengingat terdapat 44 anak di Cape Town dengan status tersebut.
4. Sholat Gaib: Selama acara, KJRI juga menggelar sholat gaib untuk mengenang seorang tenaga kerja Indonesia yang bekerja sebagai chef di kapal Jepang, yang telah berpulang karena sakit.
5. Dukungan bagi Komunitas: KJRI berfokus pada penguatan komunitas Indonesia di Afrika Selatan, terutama dalam hal kesejahteraan dan bantuan hukum bagi WNI yang sedang menghadapi berbagai tantangan.
Seiring dengan meningkatnya jumlah WNI di Afrika Selatan, yang kini diperkirakan mencapai lebih dari 330.000 orang, Cape Town memiliki peranan strategis dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Afrika Selatan. Masyarakat di daerah ini, khususnya di kalangan Muslim, menikmati kesempatan untuk merayakan bulan suci Ramadhan dengan semangat dan tradisi yang kuat.
Dalam konteks tersebut, penting bagi KJRI untuk terus berperan aktif dalam mendukung dan memperhatikan kebutuhan warga negara Indonesia di luar negeri. Tercatat bahwa di Cape Town saat ini terdapat 145 WNI yang menetap, dan banyak dari mereka yang memiliki keluarga dengan warga negara Afrika Selatan, sehingga penguatan hubungan sosial dan ekonomi menjadi hal yang vital.
Acara buka puasa bersama KJRI bukan hanya sekedar infusi rohani, tetapi juga platform untuk menjalin hubungan yang lebih baik di tengah komunitas yang kian beragam di Afrika Selatan. Melalui acara ini, KJRI berharap dapat terus memperkuat ikatan antara Indonesia dan komunitas Muslim di Cape Town, sambil memelihara kekukuhan budaya dan tradisi yang sudah ada sejak lama.