Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyambut kedatangan para kepala daerah yang akan mengikuti retreat pembekalan di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah pada Jumat, 21 Februari 2025. Kompak mengenakan seragam Komcad, Tito dan para kepala daerah disambut dengan semarak dan kehangatan.
Retreat yang berlangsung dari 21 hingga 28 Februari ini diharapkan menjadi momentum penting bagi kepala daerah untuk saling mengenal dan memperkuat kerjasama. Selain Mendagri, Gubernur Akmil Mayjen TNI R. Sidharta Wisnu Graha turut menyambut para peserta. Mendagri didampingi Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto serta sejumlah pejabat penting lainnya.
Kedatangan kepala daerah di Akmil diawali dengan pengalungan bunga kepada perwakilan gubernur, bupati, dan wali kota sebagai simbol selamat datang. Setelah kompak dengan bus dari Rindam IV/Diponegoro, mereka transit di Wisma Sumbing untuk mengumpulkan peserta berdasarkan peleton, membentuk barisan, dan meneriakkan yel-yel penyemangat sebelum memasuki gerbang Akmil.
Dalam sambutannya, Mendagri Tito mengingatkan para kepala daerah agar menjaga kesehatan selama mengikuti kegiatan. “Silakan istirahat saja di tenda, kalau memang sakit enggak bisa. Kita siapkan juga dokter ambulans dan lain-lain,” ungkapnya. Pihaknya telah menyiapkan tenaga kesehatan untuk memfasilitasi kondisi kesehatan peserta.
Selain itu, Tito mengajak para kepala daerah untuk memanfaatkan momen retreat ini untuk menjalin hubungan yang lebih baik. “Harapannya, Bapak-Ibu bisa kembali ke daerah masing-masing dengan semangat baru,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya kegiatan ini dapat berlangsung dengan lancar.
Wakil Mendagri, Bima Arya, menjelaskan bahwa kepala daerah yang mengikuti retreat akan menerima gelang berwarna sebagai penanda kondisi kesehatan. Terdapat tiga warna gelang yang digunakan: hijau menandakan kondisi sehat, kuning untuk observasi, dan merah bagi mereka yang memerlukan atensi khusus. Sebelum peserta memasuki tenda, mereka akan menjalani pemeriksaan kesehatan.
Selama retreat, Bima menegaskan bahwa tidak ada pendamping yang diperbolehkan untuk mendampingi kepala daerah. Ini dilakukan untuk menjaga fokus peserta, mengingat jumlah mereka yang cukup banyak. “Jadi betul-betul sendiri,” tegasnya. Selain itu, kegiatan yang berkaitan langsung dengan fisik juga dihindari, dan lebih banyak fokus pada materi yang disampaikan dalam suasana kelas.
Dengan pendekatan ini, diharapkan para kepala daerah dapat memahami dan menyerap informasi yang disampaikan dengan baik. Bima menjelaskan bahwa pemilihan format retreat lebih menekankan pada pembobotan materi dalam ruang kelas dibandingkan dengan kegiatan fisik. Hal ini penting mengingat tujuan utama dari retreat adalah pembekalan dan peningkatan kemampuan kepala daerah dalam menjalankan tugas mereka.
Retreat ini diharapkan menjadi jembatan dalam menjalin kerjasama dan komunikasi yang lebih baik antara pemerintah daerah. Momen ini memberikan kesempatan bagi kepala daerah untuk saling bertukar pengalaman dan best practice dalam mengatasi berbagai isu yang dihadapi di daerah masing-masing.
Dengan semua persiapan dan antusiasme yang ditunjukkan, retreat kepala daerah di Akmil Magelang menjadi lebih dari sekedar kegiatan rutin. Ini adalah langkah strategis menuju peningkatan kinerja aparatur pemerintah daerah dalam pelayanan kepada masyarakat. Diharapkan, kegiatan ini dapat membawa dampak positif bagi pembangunan dan pengembangan di seluruh wilayah Indonesia.