Teknologi

Mungkinkah Bitcoin Menghadapi Bullish Besar di Februari 2025?

Pada awal tahun 2025, perhatian trader dan investor cryptocurrency tertuju pada perkembangan Bitcoin, dengan banyak analisis yang menunjukkan potensi bullish besar menjelang Februari. Selama beberapa minggu terakhir, Bitcoin telah menunjukkan sinyal positif, dan tren ini memberikan harapan bagi pelaku pasar untuk keuntungan yang signifikan.

Bitcoin, mata uang digital pertama yang diluncurkan pada tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto, telah mengalami perjalanan yang sangat volatile sejak awal, dari tidak bernilai hingga menjadi aset dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia cryptocurrency. Transaksi Bitcoin terjadi dalam jaringan terdesentralisasi yang menjamin keamanan melalui teknologi blockchain, membuatnya berbeda dari mata uang tradisional yang dikendalikan oleh lembaga keuangan.

Dalam menilai performa dagang Bitcoin, analis sering memperhatikan siklus halving, di mana pasokan Bitcoin baru berkurang secara signifikan setiap empat tahun. Menariknya, data menunjukkan bahwa bulan Februari cenderung menjadi periode yang menguntungkan bagi Bitcoin. Rata-rata pengembalian di bulan ini mencapai 13,62 persen, menjadikannya salah satu bulan dengan performa terbaik dalam sejarah harga Bitcoin.

Analisis mendalam mengenai kinerja Februari setelah halving menunjukkan hasil yang menjanjikan. Pada tahun-tahun sebelumnya, seperti 2013, 2017, dan 2021, bulan Februari mencatat pengembalian yang luar biasa, masing-masing sebesar 62,71 persen, 22,71 persen, dan 36,80 persen. Rata-rata pengembalian di bulan Februari setelah halving sebelumnya berada di angka 40,74 persen, memberikan indikasi bahwa Februari 2025 dapat berpotensi menjadi bulan yang menguntungkan bagi para investor.

Data terkini melaporkan bahwa harga Bitcoin saat ini berada di angka sekitar Rp 1.733.703.258, dengan volume perdagangan mencapai Rp 1.590 triliun, meski mencatatkan penurunan sebesar 33,20 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai Rp 33.304 triliun, menunjukkan kekuatan pasar yang masih bertahan.

Sebelum Februari 2025, Bitcoin mencatat pengembalian positif sebesar 7,28 persen pada Januari, menandakan kemungkinan berlanjutnya sentimen bullish. Terdapat beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa bulan Februari sering kali menampilkan kinerja yang baik, seperti:

  1. Kelangkaan Pasokan: Proses halving mengurangi pasokan Bitcoin baru, dan dengan berkurangnya pasokan, harga cenderung naik.
  2. Momentum Pasar: Keberhasilan halving sering mendorong optimisme investor, yang kemudian aktif berinvestasi.
  3. Minat Institusi: Semakin banyak lembaga keuangan besar mulai berinvestasi dalam Bitcoin, yang membawa aliran dana lebih besar ke pasar.

Para analis seperti Chris dari WealthSquad memproyeksikan bahwa Bitcoin berpotensi mencapai angka $120.000, jika dapat melewati level psikologis $100.000 dengan dukungan dari tren positif saat ini. Selain itu, analisis Fibonacci yang dilakukan oleh analis lain, Marty Party, menunjukkan potensi Bitcoin untuk mencapai $450.000, jika mengikuti pola pertumbuhan dari tahun-tahun sebelumnya.

Dari segi teknis, Bitcoin juga menunjukkan pembentukan pola bull flag yang optimis. Pola ini biasanya mengisyaratkan kelanjutan tren bullish setelah fase konsolidasi. Jika harga berhasil menembus resistensi di sekitar level ini, target selanjutnya bisa mencapai sekitar $175.700.

Indeks kekuatan relatif (RSI) Bitcoin saat ini berada di 69, yang menunjukkan bahwa kondisi pasar masih mendukung kemungkinan kenaikan lebih lanjut. Dengan begitu banyak sinyal yang mendukung, Februari 2025 mungkin akan menjadi bulan penting bagi Bitcoin dan pelaku pasar yang setia terhadap aset digital ini. Prediksi serta potensi kenaikan harga Bitcoin di bulan mendatang tentunya menarik untuk diikuti, mengingat sejarah dan pola pergerakan harga yang ada.

Dimas Harsono adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button