Sains

NASA Siapkan Rencana Pengurusan Jenazah Astronaut di Bulan

Dengan meningkatnya ambisi terbaru dalam eksplorasi luar angkasa, badan antariksa Amerika Serikat, NASA, kini tengah mempersiapkan langkah-langkah terkait dengan manajemen jenazah astronot yang kemungkinan dapat meninggal di permukaan Bulan. Seiring dengan banyaknya misi ke Bulan yang direncanakan dalam beberapa tahun dan dekade mendatang, masalah ini semakin relevan dan perlu mendapatkan perhatian serius.

Saat ini, NASA telah merumuskan skenario terkait penanganan jenazah astronot, meskipun kematian dalam kondisi ekstrem di ruang angkasa atau di Bulan bukanlah hal yang diinginkan. Chris Hadfield, seorang astronaut veteran dan mantan komandan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), mengemukakan bahwa strategi penanganan jenazah di luar angkasa biasanya melibatkan penempatan tubuh di dalam ruang yang tertekan dan menjaga sehingga tetap dalam pakaian luar angkasa, serta disimpan di tempat yang dingin di stasiun luar angkasa.

Namun, tantangan berlipat ganda muncul ketika mempertimbangkan misi ke Bulan. Di sana, suhu dapat bervariasi ekstrem, antara 127 derajat Celsius pada siang hari hingga -173 derajat Celsius di malam hari. Dalam kondisi ini, pembusukan alami yang umum terjadi di Bumi tidak akan terjadi. Sebaliknya, tubuh astronot yang meninggal di Bulan akan sangat mungkin membeku saat malam bulan tiba dan cairan tubuh akan menguap di lingkungan yang hampir vakum, menghasilkan fenomena yang dikenal sebagai mumi alami.

NASA menyadari bahwa keunikan kondisi di Bulan menghadirkan implikasi signifikan bagi manajemen jenazah. Untuk itu, mereka telah merancang strategi yang bertujuan mencegah kontaminasi dan menjaga keberlanjutan ekosistem luar angkasa. Dalam situasi di mana jasad tidak dapat dibawa kembali ke Bumi, NASA mempertimbangkan alternatif, salah satunya adalah opsi penguburan di permukaan Bulan. Keputusan ini tentunya akan melibatkan perdebatan dalam tim astronot serta pertimbangan kebijakan internasional.

Dalam proyek eksplorasi mendatang, NASA merencanakan serangkaian misi dengan tujuan memperkuat pemahaman tentang tantangan yang ada. Oleh karena itu, ancaman kematian astronot bukan hanya persoalan teknis tetapi juga menyangkut etika dan keselamatan. Dalam hal ini, NASA berkomitmen untuk menyiapkan semua pertimbangan sedini mungkin dan dalam prosedur yang terstandarisasi.

Berikut adalah beberapa aspek penting terkait penanganan jenazah astronot di Bulan yang telah diidentifikasi oleh NASA:

  1. Prosedur Penanganan: Jika terjadi kematian, prosedur penanganan akan melibatkan penempatan tubuh ke dalam ruang tertekan untuk menjaga stabilitas.
  2. Kondisi Suhu Ekstrem: Suhu di Bulan yang sangat rendah dan tinggi akan mempengaruhi proses pembusukan, menjadikan tubuh astronot tidak mengalami pembusukan layaknya di Bumi, tetapi lebih cenderung membeku.
  3. Alternatif Penguburan: NASA mengkaji kemungkinan untuk menguburkan jenazah di permukaan Bulan jika tidak memungkinkan untuk kembali ke Bumi.
  4. Kontaminasi Lingkungan: Setiap strategi yang dipilih akan mempertimbangkan dampak terhadap ekosistem luar angkasa yang lebih luas, menjaga agar tidak ada kontaminasi pada lokasi yang dijelajahi.

Dengan beragam tantangan dan skenario yang dihadapi dalam misi luar angkasa, isu pengurusan jenazah menjadi lebih dari sekadar langkah prosedural; ia menyentuh aspek kemanusiaan yang lebih luas dalam eksplorasi luar angkasa. Dengan komitmen untuk menjaga keselamatan dan etika, NASA menunjukkan bahwa setiap langkah yang diambil dalam perjalanan ke Bulan dan seterusnya diperhitungkan dengan cermat. Dalam dunia yang semakin global dan terhubung, diskusi mengenai pengurusan jenazah astronot di luar angkasa akan terus menjadi topik hangat dalam perkembangan misi luar angkasa.

Maya Putri

Maya Putri adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button