Pada tahun 2012, citra satelit memberikan pandangan unik di perairan es Foxe Basin di Kanada Utara, di mana sebuah struktur es bersalju menyerupai lencana Starfleet dari “Star Trek” muncul di tengah laut Arktik. Penemuan ini langsung menarik perhatian tidak hanya bagi para penggemar fiksi ilmiah tetapi juga para ilmuwan yang berharap bisa memahami lebih jauh fenomena alami yang terjadi di wilayah tersebut.
Foxe Basin merupakan perairan dangkal seluas 819.000 kilometer persegi yang terletak di utara Teluk Hudson. Struktur es berbentuk logo Star Trek ini ditemukan mengelilingi Kepulauan Manning, sekelompok pulau kecil berbatu di area tersebut. Nathan Kurtz, kepala ilmuwan di Laboratorium Ilmu Kriosfer NASA, menyatakan bahwa pola es tersebut kemungkinan terbentuk akibat salju yang terperangkap di permukaan es laut kasar yang berinteraksi dengan pulau-pulau di sekitarnya.
Adapun struktur es ini mengukur sekitar 2,5 kilometer dan tampaknya merupakan es laut multitahun, yang berarti es tersebut bertahan dan dapat terbentuk selama beberapa tahun. Namun, selama musim panas, es laut Arktik biasanya mulai mencair, terpecah menjadi bagian-bagian kecil, dan akhirnya hilang sepenuhnya. Ironisnya, di sebagian besar area tersebut, es terlihat berwarna cokelat akibat sedimen yang terbawa dari dasar laut, sementara beberapa pecahan besar menunjukkan kolam lelehan dengan warna biru cerah.
Meskipun es laut tersebut mengalami pembekuan dan pencairan, wilayah di sekitar Foxe Basin tetap kaya akan ekosistem laut. Lautan es ini menjadi tempat tinggal bagi berbagai makhluk hidup seperti fitoplankton, burung laut, anjing laut, walrus, beruang kutub, narwhal, dan paus beluga. Interaksi antara es laut dan kehidupan laut ini menciptakan lingkungan yang seimbang, meskipun kondisi tersebut terancam akibat perubahan iklim.
Penting untuk dicatat bahwa penemuan es berbentuk lencana ini terjadi pada tahun 2012, yang tercatat sebagai tahun dengan luas es laut Arktik terendah sejak pencatatan dimulai pada 1979. Pada 2 Agustus tahun itu, es yang tersisa di Foxe Basin hampir tidak ada, mencerminkan dampak drastis perubahan iklim. Rekor rendah yang ditetapkan pada tahun itu hingga saat ini masih belum terpecahkan, meski beberapa tahun terakhir menunjukkan penurunan yang signifikan dalam luas es laut akibat aktivitas manusia.
Fenomena serupa juga terlihat pada planet lain. Pada tahun 2019, para ilmuwan menggunakan Mars Reconnaissance Orbiter NASA untuk menemukan pola mirip di permukaan Mars. Pola yang ditemukan di Planet Merah ini, namun, diyakini terbentuk akibat angin kencang yang mengikis bebatuan, menjadikan penemuan tersebut sebagai titik perbandingan yang menarik antara dua planet di tata surya kita.
Pengamatan mengenai struktur es berbentuk lencana Starfleet ini menyimpan pesan penting tentang pentingnya menjaga lingkungan. Meskipun keindahan alamnya memikat, kenyataan yang harus dihadapi adalah penurunan drastis es laut Arktik akan berakibat serius bagi keseimbangan ekosistem Arktik dan segala kehidupan yang bergantung padanya. Penemuan ini bukan hanya sekadar keajaiban alam, tetapi juga pengingat bahwa menjaga stabilitas planet ini adalah tugas bersama yang harus menjadi prioritas kita semua. Keindahan spektakuler yang muncul dari interaksi antara es dan ekosistem yang kompleks harus menjadi inspirasi untuk melindungi lingkungan agar tetap lestari di masa depan.