Dunia

NATO: Benarkah Trump Ada Coretan Kebenaran Tentang Greenland?

BRUSSEL – NATO kini merespons kekhawatiran yang diungkapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai Greenland. Sumber yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa aliansi militer ini sedang melakukan pembahasan untuk meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Arktik, merespons aktivitas Rusia dan China yang semakin intens.

Greenland, yang merupakan wilayah otonom Denmark dan juga merupakan anggota NATO, telah menjadi fokus perhatian Trump. Presiden ke-45 AS ini berpendapat bahwa pengendalian langsung oleh AS atas Greenland adalah isu penting dalam konteks keamanan nasional. Dalam hal ini, pejabat NATO berupaya untuk menyiapkan proposal yang dapat menenangkan Washington sekaligus meredakan ketegangan antara AS dan Denmark. Menurut informasi dari DPA, proposal ini termasuk rencana penempatan pasukan besar di wilayah Arktik.

Kekhawatiran keamanan yang diungkapkan Trump mengenai aktivitas Rusia dan China di Arktik mendapat dukungan di dalam NATO. Laporan dari kantor berita Jerman, DPA, menunjukkan bahwa banyak anggota NATO menganggap pandangan Trump sebagai “hal yang valid”. Hal ini menjadi semakin penting di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik yang melibatkan kekuatan besar di kawasan tersebut.

Beberapa isu sensitif muncul seputar pernyataan Trump, termasuk pembicaraan “mengerikan” yang terjadi antara beliau dan Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen. Pembicaraan ini menyebabkan kekhawatiran di kalangan masyarakat Denmark, di mana sebagian besar warga merasa bahwa AS merupakan “ancaman” bagi keamanan negara mereka. Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa hampir setengah dari warga Denmark merasa khawatir akan niat AS terhadap Greenland.

Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa 78% warga Denmark menolak konsep penjualan Greenland kepada AS, sementara 72% percaya bahwa penduduk lokal harus mempunyai hak untuk menentukan nasib mereka sendiri. Di Greenland sendiri, jajak pendapat menunjukkan bahwa hanya 6% dari penduduk setempat yang mendukung gagasan bergabung dengan AS, dengan 85% menolaknya.

Persoalan Greenland menjadi sangat sensitif bagi NATO, karena ada potensi krisis kepercayaan di antara negara anggota. Jika satu negara anggota mulai mengancam untuk mengambil wilayah negara anggota lain, maka hal ini bisa merusak kredibilitas blok tersebut. Dalam konteks ini, kedudukan Greenland dalam aliansi NATO mendapatkan sorotan besar, terutama di tengah pergeseran strategis di kawasan Arktik.

Saat ini, baik AS maupun Denmark sudah memiliki kehadiran militer di Greenland. Denmark mengoperasikan Komando Arktik di ibu kota teritorial, Nuuk, dengan fokus pada pengawasan dan pertahanan. Di sisi lain, AS mengelola Pangkalan Luar Angkasa Pituffik yang berfungsi untuk pertahanan rudal dan pengawasan luar angkasa.

Diplomat NATO kini tengah berupaya menjawab pertanyaan mendasar: Apakah ketertarikan Trump terhadap Greenland didorong oleh kekhawatiran keamanan ataukah karena potensi sumber daya alam yang terpendam di bawah lapisan es? Proses dinamika ini menunjukkan bahwa kepentingan geopolitik di Arktik bukan hanya sekadar liputan berita lokal, tetapi berpotensi mempengaruhi stabilitas dan keamanan kawasan secara keseluruhan.

Kesadaran akan potensi ancaman dari Rusia dan China semakin mendesak NATO untuk bersikap tegas dalam menentukan langkah-langkah strategis di Arktik. Dengan serangkaian inisiatif dan penempatan militer yang direncanakan, aliansi ini berharap dapat mengatasi kekhawatiran anggotanya dan menjaga stabilitas di wilayah strategis ini.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button