Negara Arab Kecam Israel: Blokade Bantuan Gaza ‘Persenjatai Kelaparan’

Beberapa negara Arab di Asia Barat telah melayangkan kecaman keras terhadap tindakan rezim Israel yang memblokade bantuan kemanusiaan internasional ke Jalur Gaza. Mereka menyatakan bahwa pemblokiran tersebut bertujuan untuk menekan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, agar menerima usulan AS untuk memperpanjang perjanjian gencatan senjata yang masa berlakunya berakhir pada hari Sabtu lalu.

Kementerian Luar Negeri Qatar menyampaikan pernyataan tegasnya mengenai isu ini. Doha mengutuk "penggunaan makanan sebagai senjata perang" serta tindakan kelaparan yang disengaja terhadap warga sipil. Qatar juga mempertanyakan keputusan Israel untuk menghentikan bantuan ke Gaza sebagai "pelanggaran jelas" terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan, termasuk Konvensi Jenewa Keempat.

Situasi Gaza semakin kritis setelah Yordania juga ikut mengecam pemblokiran ini. Kementerian Luar Negeri Yordania menyatakan bahwa tindakan Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dan dapat menambah risiko eskalasi baru di kawasan tersebut. Yordania menekankan bahwa penghalangan bantuan kemanusiaan merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan merusak upaya untuk mencapai perdamaian.

Tidak ketinggalan, Mesir dan Arab Saudi mengeluarkan pernyataan yang sama. Kementerian Luar Negeri Saudi menegaskan bahwa keputusan Israel untuk menghentikan bantuan ke Gaza merupakan pemerasan dan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter. Mereka meminta masyarakat internasional untuk mengambil tindakan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Israel.

Berikut adalah beberapa poin kunci dari respons negara-negara Arab:

  1. Pelanggaran Hukum Internasional: Semua negara yang bersuara menegaskan bahwa pemblokiran bantuan oleh Israel merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.

  2. Penekanan Terhadap Warga Sipil: Mereka menganggap pemblokiran ini sebagai senjata yang digunakan untuk memperburuk kondisi masyarakat sipil, khususnya di bulan suci Ramadan.

  3. Risiko Eskalasi: Kecaman dari Yordania menyoroti potensi terjadinya eskalasi konflik yang lebih besar jika situasi ini tidak segera diatasi.

  4. Solidaritas dengan Palestina: Semua negara Arab tersebut menunjukkan solidaritas kuat terhadap Palestina dan menuntut hak mereka untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan tanpa penghalangan.

  5. Permohonan kepada Masyarakat Internasional: Kementerian Luar Negeri Arab Saudi secara khusus mengimbau masyarakat internasional untuk menghentikan pelanggaran serius yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina.

Angka-angka yang menggambarkan dampak konflik ini pun sangat mencemaskan. Data menunjukkan bahwa perang yang berlangsung di Gaza telah menewaskan sedikitnya 48.388 warga Palestina dan melukai lebih dari 111.803 orang dalam kurun waktu lebih dari 15 bulan. Situasi ini memperlihatkan betapa dalamnya krisis kemanusiaan yang dihadapi oleh penduduk Gaza, yang kini semakin terdesak oleh blokade yang diberlakukan.

Dalam konteks ini, negara-negara Arab menekankan pentingnya tindakan kolektif untuk mendukung rakyat Palestina dan menuntut agar akses bantuan kemanusiaan ke Gaza dibuka kembali. Mereka mengecam keras tindakan Israel yang dinilai hanya memperburuk penderitaan rakyat sipil dan menambah ketegangan di kawasan Asia Barat. Berbagai pernyataan ini mencerminkan keprihatinan mendalam terhadap kemanusiaan dan hak asasi manusia dalam menghadapi konflik yang berkepanjangan ini.

Berita Terkait

Back to top button