![Netizen Pakai Deception Face Analysis, Buktikan Pidato Bahlil Bohong!](https://podme.id/wp-content/uploads/2025/02/Netizen-Pakai-Deception-Face-Analysis-Buktikan-Pidato-Bahlil-Bohong.jpg)
Kekecewaan publik terhadap kebijakan terbaru mengenai gas LPG 3 kg tampaknya telah memicu perbincangan hangat di dunia maya, khususnya mengenai menteri yang mengumandangkannya, Bahlil Lahadalia. Baru-baru ini, seorang netizen dengan akun @Ary_PrasKe2 berhasil menarik perhatian dengan menggunakan teknologi Deception Face Analysis untuk menganalisis pidato Bahlil. Hasil analisis tersebut mengemukakan adanya sejumlah kebohongan dalam pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tersebut.
Dalam unggahannya, akun @Ary_PrasKe2 membagikan sebuah video yang menunjukkan Bahlil berbicara tentang kebijakan gas LPG 3 kg. Dengan menggunakan teknologi terbaru, Deception Face Analysis, netizen ini mengklaim berhasil mendeteksi beberapa aspek yang menunjukkan ketidakjujuran selama pidato tersebut. Ia menulis, “Menurut Deception Face Analysis saat @bahlillahadalia berbicara! Dengan menggunakan Deception Face Analysis, hasil untuk Bahlil menunjukkan beberapa kebohongan dengan apa yang diucapkan.”
Melalui analisis tersebut, Bahlil Lahadalia terdeteksi menyampaikan kata-kata yang dinilai penuh kebohongan, meragukan, dan tidak bisa dipercaya. Dalam video yang diunggah, Deception Face Analysis memberikan skor 0,48 bagi pidato Bahlil, yang kemudian diklasifikasikan sebagai “tidak bisa dipercaya”. Unggahan video yang menghebohkan ini pun menjadi viral di media sosial, khususnya platform X, dan menuai berbagai tanggapan dari netizen.
Reaksi netizen pun beragam. Beberapa di antaranya menyatakan skeptisisme terhadap Bahlil, dengan komentar-komentar seperti, “Jujur, dari pertama lihat dia, sedikitpun saya gak percaya,” hingga “Haram hukumnya percaya pada orang ini.” Selain itu, ada juga yang memberikan penilaian intuitif, seperti “Tanpa alat apapun, hanya pakai feeling aja sudah terlihat kalau dia banyak bohongnya.” Perbincangan di kolom komentar menunjukkan bahwa banyak netizen merasa ragu terhadap integritas Bahlil dalam menyampaikan informasi.
Penggunaan teknologi Deception Face Analysis sendiri menimbulkan pertanyaan mengenai keakuratan dan validitas hasil yang ditampilkan. Sementara beberapa netizen menunjukkan ketidakpercayaan yang mendalam terhadap Bahlil, terdapat pula yang mempertanyakan keakuratan teknologi yang digunakan. Salah satu komentar menggambarkan keraguan ini dengan pertanyaan, “Akurat gak min itu, kalau iya wah parah banget.”
Terlepas dari pro dan kontra tentang teknologi tersebut, fenomena ini secara jelas menggambarkan bagaimana publik dapat dengan cepat merespons tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah menggunakan media sosial. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kejujuran dan transparansi dari pihak pemerintah dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Ketidakpuasan publik terhadap kebijakan yang dinyatakan sering kali menggiring pada pencarian bukti dan klarifikasi lebih lanjut.
Viralnya video yang menganalisis pidato Bahlil ini mencerminkan dinamika komunikasi modern, di mana penggunaan alat-alat digital dan analisis canggih bisa menjadi bagian dari dialog publik. Meskipun teknologi Deception Face Analysis masih menuai perdebatan mengenai keakuratan, akan tetapi jelas bahwa masyarakat semakin peka dan kritis terhadap informasi yang disampaikan oleh para pemangku kepentingan.
Proses komunikasi yang transparan dan jujur sangat penting untuk membangun kembali kepercayaan publik terhadap pemerintah. Dalam konteks yang lebih luas, perubahan sikap netizen ini berpotensi menjadi cerminan dari kerentanan pemerintah dalam menyampaikan informasi yang dianggap tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Dalam situasi yang semakin kompleks ini, tantangan bagi pemerintah adalah bagaimana mengelola komunikasi publik dengan saksama dan efektif, agar informasi yang mereka sampaikan tetap diterima dengan baik oleh masyarakat luas.