Para ilmuwan telah memberikan perhatian khusus terhadap asteroid Bennu, yang diperkirakan dapat menabrak Bumi dalam 157 tahun ke depan, tepatnya pada tahun 2182. Meskipun kemungkinan terjadinya dampak cukup kecil, yaitu sekitar 1 berbanding 2.700, potensi kehancuran yang bisa ditimbulkannya menimbulkan kekhawatiran yang serius. Bennu, asteroid berukuran 0,5 kilometer dan berbobot sekitar 74 juta ton, merupakan salah satu asteroid yang paling berisiko bagi keberlangsungan planet kita.
Axel Timmermann, direktur di Institute of Basic Science Center for Climate Physics di Pusan National University, menyatakan bahwa dampak dari asteroid seukuran Bennu akan menyebabkan kerusakan parah di sekitar lokasi tumbukan. "Dampak langsung akan menghasilkan gelombang kejut, radiasi termal, tsunami, dan gempa bumi," ujarnya. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah dampak jangka panjang yang dapat memengaruhi iklim Bumi dan kehidupan manusia secara global.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Advances mengungkapkan bahwa setelah tumbukan, sejumlah besar debu akan terlepas ke atmosfer, yang dapat menyebabkan pengurangan suhu global hingga 4 derajat Celsius dan penurunan curah hujan hingga 15%. Siriusnya, dampak ini akan menciptakan apa yang disebut sebagai "musim dingin tumbukan" yang ditandai dengan berkurangnya sinar matahari dan suhu dingin yang berkepanjangan. Akibatnya, fotosintesis terganggu dan produksi pangan global bisa terancam.
Berikut adalah beberapa dampak yang bisa terjadi akibat tumbukan Bennu:
Gelombang Kejut dan Tsunami: Tumbukan akan menciptakan gelombang kejut yang kuat dan tsunami masif yang dapat menghancurkan daerah di sekitarnya.
Perubahan Iklim: Debu yang terlepas dapat mendinginkan suhu global secara signifikan, menyebabkan turunnya curah hujan dan memperlambat pertumbuhan tanaman.
Penipisan Ozon: Partikel debu dapat menipiskan lapisan ozon di stratosfer, mengakibatkan radiasi ultraviolet yang lebih tinggi mencapai permukaan Bumi.
Dampak Jangka Panjang: Perubahan pola cuaca akibat debu diperkirakan dapat berlangsung lebih dari empat tahun, mengancam ketahanan pangan global.
- Perubahan Ekosistem Laut: Meskipun banyak organisme akan menderita, beberapa alga laut mungkin berkembang biak sebagai respons terhadap peningkatan zat besi dari tumbukan, namun ini dapat merusak ekosistem laut.
Meskipun ancaman asteroid Bennu cukup mengkhawatirkan, penting untuk dicatat bahwa proyek-proyek penelitian, seperti misi NASA OSIRIS-REx, bertujuan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang objek ini. Misi tersebut mengambil sampel dari permukaan Bennu dan membawa kembali partikel-partikel tersebut ke Bumi pada tahun 2023. Hasil analisis awal menunjukkan bahwa sampel Bennu mengandung unsur-unsur penting, termasuk DNA dan RNA, yang merupakan elemen dasar kehidupan.
Namun, dengan semua data ini, para ilmuwan terus memantau pergerakan Bennu dan melakukan simulasi untuk memahami lebih baik potensi dampak serta mencari solusi untuk mitigasi risiko jika suatu saat diperlukan. Meski peluang tabrakan cukup kecil, kesiapan untuk menghadapi kemungkinan terburuk tetap menjadi prioritas. Masyarakat global diharapkan untuk tetap waspada dan mendukung upaya-upaya penelitian yang dapat menyelamatkan masa depan Bumi dari ancaman asteroid.