Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Turun 23 Poin: Apa Sebabnya?

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami penurunan pada perdagangan pagi hari ini, Kamis, 30 Januari 2025. Data dari Bloomberg Asian Pacific Currencies mencatat bahwa pada pukul 09.37 WIB, nilai rupiah berada pada level Rp 16.234 per dolar AS, yang artinya mengalami penurunan sebesar 23 poin atau setara dengan 0,14% dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.

Penurunan ini menunjukkan adanya tekanan pada nilai tukar rupiah yang disebabkan oleh beberapa faktor eksternal, di antaranya adalah pernyataan terbaru dari Federal Reserve (The Fed) serta kondisi ekonomi di AS. Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed berpotensi berdampak negatif terhadap nilai tukar rupiah. Ia mengungkapkan, “Rupiah diperkirakan akan dibuka dalam tren pelemahan terhadap dolar AS menyusul pernyataan The Fed dalam pertemuan FOMC yang menegaskan bahwa inflasi masih berada pada level tinggi.”

Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang baru-baru ini berlangsung, The Fed menegaskan bahwa mereka tidak akan terburu-buru dalam menurunkan suku bunga, meskipun inflasi mengalami tekanan. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter di AS kemungkinan akan tetap ketat untuk beberapa waktu ke depan. Selain itu, data ekonomi dari AS menunjukkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan yang mencapai 3,1% pada kuartal IV-2024, dengan inflasi inti di angka 2,8% dan inflasi umum di 2,2%. Tingkat pengangguran juga tercatat rendah, yakni 4,1%.

Sejumlah faktor lain turut memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah. Kebijakan terkait pasar tenaga kerja dan isu tarif serta imigrasi yang diusung oleh Presiden AS, Donald Trump, menjadi perhatian pasar, meskipun implementasinya masih menghadapi ketidakpastian. Walau demikian, pasar memproyeksikan bahwa langkah-langkah tersebut akan tetap dijalankan, meski tidak seagresif saat kampanye pemilihan.

Lukman Leong juga menjelaskan, “Kisaran nilai tukar rupiah diprediksi berada di Rp 16.200 hingga Rp 16.300 per dolar AS.” Hal ini menandakan bahwa pasar memperkirakan adanya fluktuasi terus-menerus pada nilai tukar di masa mendatang, seiring dengan dinamika kebijakan moneter AS serta perkembangan ekonomi global.

Dalam kondisi ini, penguatan dolar AS juga dapat dilihat sebagai salah satu penyebab utama melemahnya rupiah. Para pelaku pasar mengamati pergerakan nilai tukar dengan cermat, mengetahui bahwa setiap pernyataan atau rilis data ekonomi dari AS dapat mempengaruhi pola perdagangan mata uang di pasar global.

Data lainnya menunjukkan bahwa untuk perdagangan hari ini, pergerakan nilai tukar rupiah yang awalnya diperkirakan stabil, justru tergerus jumlah titik lebih rendah. Para analis menegaskan pentingnya bagi pelaku pasar untuk tetap waspada terhadap potensi pergerakan nilai tukar di masa mendatang, terutama dengan adanya ketidakpastian yang menyelimuti kebijakan ekonomi internasional.

Dari informasi yang telah tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa nilai tukar rupiah hari ini terpantau mengalami penurunan, yang dipicu oleh berbagai sentimen pasar dan kebijakan ekonomi dari AS. Hal ini akan menjadi perhatian bagi para pelaku ekonomi, terutama dalam konteks kegiatan perdagangan dan investasi di Indonesia. Ke depannya, penting untuk terus memantau perkembangan situasi di pasar global yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah secara langsung.

Exit mobile version