
Rekayasa lalu lintas dengan sistem satu arah atau one way nasional resmi berakhir pada Selasa, 8 April 2025, pukul 08.00 WIB. Hal ini diumumkan oleh pihak kepolisian terkait arus balik Lebaran 2025 yang berlangsung sejak tanggal 28 Maret hingga 7 April. Penutupan jalan satu arah ini menandai kembalinya lalu lintas menuju kondisi normal, dan dapat dilalui di kedua arah, terutama dari KM 414 Gerbang Tol (GT) Kalikangkung di Jalan Tol Batang-Semarang menuju KM 70 Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Kebijakan one way ini diterapkan untuk meningkatkan kelancaran arus mudik dan arus balik Lebaran, yang selalu menjadi perhatian utama setiap tahun. Sebelum penutupan, pada hari Senin, 7 April 2025, pihak berwenang melakukan pembersihan jalur selama dua jam, dimulai dari pukul 06.00 WIB. "Setelah pembersihan jalur, kami merasa aman untuk melaksanakan open traffic bagi pengguna jalan, sehingga mereka dapat kembali beraktivitas dengan lebih lancar," ungkap Lisye Octaviana, Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasamarga.
Penerapan sistem satu arah ini bertujuan untuk mengatasi potensi kemacetan yang biasanya terjadi selama periode arus balik Lebaran. Dengan banyaknya kendaraan yang kembali ke kota masing-masing, rekayasa lalu lintas menjadi solusi untuk meminimalisir kepadatan di jalan tol. Tidak hanya itu, kebijakan ini juga diharapkan dapat mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas yang seringkali meningkat saat momen libur panjang.
Sebelum diberlakukannya one way, biasanya pihak Jasa Marga dan kepolisian menyebarkan informasi melalui imbauan di media sosial, papan elektronik di sepanjang jalan, serta melalui petugas di lapangan. Hal ini dimaksudkan agar setiap pengguna jalan dapat mempersiapkan diri dengan baik sebelum memasuki jalur yang telah ditentukan. Pengguna jalan diimbau untuk selalu berhati-hati, mematuhi rambu-rambu lalu lintas, serta mengikuti arahan petugas demi keselamatan bersama.
Direktur Utama Jasa Marga, Subakti S. susanto juga menambahkan, “Kami selalu mendorong para pengendara untuk memastikan ketersediaan perbekalan, saldo uang elektronik, dan bahan bakar sebelum memulai perjalanan. Ini penting untuk kenyamanan berkendara dan menghindari situasi darurat di tengah jalan,” tegasnya.
Pengamat transportasi menganggap bahwa penerapan sistem one way sangat efektif mengingat tingginya mobilitas masyarakat selama periode Lebaran. Mereka menilai bahwa walaupun ada keluhan dari beberapa pengendara mengenai kondisi jalan, secara keseluruhan kebijakan ini telah berhasil mengurangi tingkat kemacetan yang menjadi persoalan utama setiap akhir pekan dan hari besar.
Berdasarkan data dari Jasa Marga, lonjakan pengguna jalan terjadi selama periode Lebaran, dengan puncaknya berada pada 6-7 April 2025. Setidaknya diperkirakan terjadi peningkatan volume kendaraan hingga 200% dibandingkan hari normal. Dengan berakhirnya sistem satu arah ini, diharapkan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat dapat kembali normal terutama di daerah-daerah yang rentan terpengaruh oleh perubahan arus lalu lintas.
Ke depan, pihak berwenang berencana untuk terus meningkatkan kualitas infrastruktur jalan dan sistem manajemen lalu lintas dengan memanfaatkan teknologi modern, agar setiap momen pergelaran besar seperti Lebaran dapat berlangsung lebih teratur dan aman. Kebijakan rekayasa lalu lintas juga akan terus dievaluasi untuk menemukan metode yang terbaik dalam menghadapi meningkatnya arus kendaraan, sehingga efisiensi dan kenyamanan pengguna jalan dapat terjaga dengan baik.