Gadget

Oracle dan Microsoft Siap Akuisisi TikTok Setelah Berhenti di AS

Oracle dan Microsoft saat ini dalam tahap pembicaraan untuk mengambil alih TikTok setelah keputusan pemerintah Amerika Serikat untuk menghentikan operasi aplikasi tersebut di negara ini. TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan asal Tiongkok ByteDance, menghadapi larangan beroperasi kecuali pemiliknya mengalihkan kepemilikan.

Menurut informasi yang dirilis oleh NPR pada tanggal 27 Januari 2025, Oracle diharapkan akan mengambil alih pengelolaan operasional global TikTok, sementara Microsoft berencana melakukan investasi dalam proses akuisisi ini. Dalam struktur yang diusulkan, ByteDance akan tetap mempertahankan sebagian kecil saham di TikTok, namun Oracle akan bertanggung jawab penuh atas pengawasan algoritma, pengumpulan data, dan pengelolaan perangkat lunak aplikasi.

Di tengah ketegangan ini, Gedung Putih juga terlibat dalam negosiasi, meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa ia tidak berinteraksi secara langsung dengan Oracle dalam konteks permasalahan TikTok. "Saya berbicara dengan banyak pihak tentang TikTok. Ada minat besar terhadap aplikasi ini," ungkap Trump saat dalam perjalanan ke Florida. Namun, ia menegaskan bahwa Oracle bukanlah salah satu perusahaan yang ia temui.

Krisis ini muncul setelah pemerintah AS memberi batas waktu kepada ByteDance untuk melepaskan kepemilikan atas TikTok. Trump juga sempat mengusulkan bahwa perlu ada usaha patungan, di mana perusahaan Amerika akan memiliki setidaknya 50 persen saham TikTok, sebagai langkah untuk menjaga keberadaan aplikasi tersebut di pasar AS.

Selain Oracle dan Microsoft, nama-nama besar lain seperti CEO Tesla Elon Musk dan pengusaha properti Frank McCourt juga dilaporkan menunjukkan minat untuk mengakuisisi TikTok. Meski demikian, saat ini fokus utama pada pembicaraan hanya terarah kepada Oracle dan Microsoft, yang dinilai memiliki infrastruktur yang kuat dan kapasitas untuk menanggulangi tantangan yang ada.

Beberapa poin penting terkait kemungkinan akuisisi TikTok oleh Oracle dan Microsoft adalah:

  1. Pengawasan Data: Oracle, yang sebelumnya menyuplai sebagian besar infrastruktur server untuk TikTok, akan mengawasi pengoperasian sehari-hari aplikasi. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kekhawatiran mengenai kemungkinan pengaruh Tiongkok dalam pengelolaan data pengguna.

  2. Minimalkan Kepemilikan Tiongkok: Menurut sumber anonim dari NPR, tujuan utama akuisisi ini adalah untuk meminimalkan kendali yang dimiliki Tiongkok, sekaligus memastikan bahwa TikTok tetap dapat beroperasi di pasar Amerika.

  3. Keterlibatan Rekan Strategis: Microsoft, dengan kekuatan bagiannya dalam teknologi, akan berinvestasi dalam kesepakatan ini. Ini diharapkan dapat memberikan dukungan lebih lanjut dan potensi sinergi dalam perkembangan teknologi aplikasi TikTok.

Saat berita tentang pembicaraan ini beredar, baik Microsoft maupun Oracle belum memberikan komentar resmi terkait keterlibatan mereka dalam proses akuisisi TikTok. Pihak ByteDance dan Gedung Putih juga belum mengeluarkan tanggapan lebih lanjut terkait isu ini.

Di tengah berbagai spekulasi dan ketidakpastian, perkembangan ini menunjukkan betapa besar perhatian yang terkait dengan TikTok, terutama di era di mana data dan privasi menjadi isu yang sangat penting bagi pengguna di seluruh dunia.

Budi Santoso adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button