Hiburan

Pakai Helm Saat Syuting: Film Psykopat Usung Horor Thriller Unik!

Film baru yang ditunggu-tunggu, berjudul “Psykopat”, siap menghentak layar bioskop Indonesia dengan nuansa segar yang menggabungkan elemen horor dan thriller. Film ini bukan hanya menawarkan cerita yang mendebarkan, tetapi juga cerita inovatif dengan teknik syuting yang berbeda. Salah satu aspek menarik dari film ini adalah penggunaan teknologi helmet rigging yang memungkinkan penonton melihat cerita dari perspektif orang pertama (POV) pemain.

Produser dan sutradara “Psykopat”, Renaldo Samsara, menjelaskan bahwa ide pemakaian helmet rigging berakar dari kecintaannya terhadap permainan video. Ia ingin menghadirkan pengalaman imersif yang lebih mendalam untuk penonton, khususnya dalam genre horor yang cenderung membutuhkan ketegangan dan kehadiran visual yang kuat. “Dulu saya hobi main gim dan pengalaman buat gim, kayaknya pengalaman POV itu menarik untuk tema horor,” ungkap Renaldo saat ditemui di Epicentrum, Jakarta Selatan.

Metode syuting ini tentunya bukan tanpa tantangan. Salah satu pemainnya, Cornelio Sunny, mengungkapkan bahwa penggunaan helmet rigging selama proses syuting bisa menjadi berat dan melelahkan. “Berat tapi oke, itu fun karena perspektif baru dalam perfilman Indonesia,” ujar Cornelio. Para pemain harus akrab dengan perangkat ini, yang memiliki berat lebih dari tiga kilogram, dan mereka sering diberikan waktu istirahat setelah pengambilan gambar untuk mencegah kelelahan berlebihan. Renaldo bahkan menekankan pentingnya mematuhi jeda istirahat, “Kita bikin, berat banget. Jadi kalau habis take kita break dulu 20 menit biar nggak syaraf kejepit.”

Cerita dalam “Psykopat” berpusat pada karakter Rufus, yang diperankan oleh Arifin Putra, seorang mentalis terkenal. Rufus mengundang empat orang untuk berpartisipasi dalam tantangan unik: tinggal di rumah miliknya selama lima hari. Rumah ini tak hanya menjadi lokasi syuting, tetapi juga memiliki reputasi kelam, terkait dengan pembunuhan keluarga Lewis yang melibatkan beberapa karakter lain dalam cerita. Mereka termasuk Michael (Nino Fernandez), Risma (Nadine Alexandra), Lingga (Irwansyah), dan Laila (Hannah Al Rashid). Penonton akan diajak untuk menyaksikan apakah keempat orang ini dapat bertahan di dalam rumah yang menyimpan misteri dan ketegangan.

Film ini diharapkan dapat menarik perhatian penonton dengan pendekatan baru yang ditawarkannya. “Psykopat” bukan hanya sekadar film horor biasa; cara penyampaian cerita dan teknik sinematografi yang digunakan menjadi daya tarik tersendiri. Dengan kombinasi antara cerita yang solid dan pengalaman visual yang mengesankan, film ini diharapkan dapat bersaing di tengah maraknya film horor dan thriller di Indonesia.

Film “Psykopat” yang dijadwalkan tayang di bioskop mulai 6 Februari 2025 ini, diharapkan akan menjadi salah satu sorotan dalam industri perfilman tanah air. Para penggemar genre horor dan thriller tentu tidak ingin melewatkan pengalaman menegangkan yang ditawarkan, di mana mereka akan merasakan ketegangan seolah-olah berada di tengah aksi. Mengingat penggunaan teknologi helmet rigging yang jarang diterapkan dalam produksi film Indonesia sebelumnya, ini bisa menjadi langkah maju dalam mengeksplorasi berbagai teknik penceritaan di layar lebar.

Dengan segala inovasi yang dihadirkan, “Psykopat” siap mengubah cara pandang penonton terhadap film horor dan memberikan sensasi yang sebelumnya belum pernah ada dalam perfilman Indonesia. Para penikmat film tidak hanya akan diajak untuk merasakan kengerian yang ada, tetapi juga merasakan langsung pengalaman dari sudut pandang para karakter. Dapatkah keempat pengunjung bertahan dalam tantangan yang dipercayakan Rufus, atau justru mereka akan terjebak dalam teror dari masa lalu yang menghantui rumah tersebut? Saksikan kisahnya di bioskop terdekat.

Intan Permatasari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button