Hiburan

Pandji Pragiwaksono: Deddy Corbuzier Botak Kocak Kayak OKB!

Pandji Pragiwaksono baru-baru ini mengungkapkan pendapatnya yang cukup kontroversial mengenai Deddy Corbuzier, setelah Deddy mengungkapkan pengalamannya pernah keracunan setelah makan steak seharga Rp6 juta. Dalam video yang viral, Deddy terlihat marah-marah merespons komentar seorang anak yang mengkritik menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ternyata tidak enak. Kejadian ini menjadi perbincangan hangat di media sosial, dan Pandji tidak melewatkan kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya.

Dalam tanggapannya di akun sosial media, Pandji menyatakan, "Kelakukan lu kayak orang kaya deh bingung gue. Lu kan kaya dari lama, semua dikaitin sama kekayaan." Pernyataan ini mengacu pada sikap Deddy yang dinilai mirip dengan orang kaya baru (OKB) yang gemar pamer harta dan status sosialnya. Pandji menyoroti bagaimana Deddy yang merupakan sosok kaya seharusnya lebih memikirkan substansi dari komentar yang disampaikan netizen, ketimbang membalas dengan cerita pengalamannya yang justru terkesan menegaskan status ekonominya.

Kejadian ini bermula dari komentar warganet di video Deddy, yang mengungkapkan bahwa beberapa anak mengalami keracunan setelah menikmati menu MBG. Sebagai respons, Deddy menceritakan pengalamannya keracunan setelah makan steak mahal, membuatnya terjebak dalam konflik argumen yang tidak relevan. Pandji menilai, seharusnya Deddy bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan lebih profesional, misalnya dengan menjelaskan tentang pemeriksaan terhadap pemasok makanan yang diduga menyebabkan keracunan, alih-alih bercerita tentang pengalaman "mewah"nya yang justru kurang berhubungan.

Dalam video yang sama, Pandji juga mengungkapkan tawa satir saat menggambarkan sikap Deddy, "Botak kocak, botak kocak!" Seruan ini membangkitkan tawa dari pengikutnya, mencerminkan betapa Pandji melihat situasi ini tidak hanya sebagai dialog, tetapi juga sebagai pertunjukan sosial yang mengundang kontroversi tersendiri.

Beberapa poin penting dalam pernyataan Pandji yang layak dicermati antara lain:

  1. Persepsi OKB: Pandji menyebut bahwa sifat Deddy mirip dengan orang yang baru memiliki kekayaan dan merasa perlu untuk memamerkan hal tersebut. Hal ini menjadi perhatian karena sering kali jati diri seseorang terdefinisi oleh kesuksesan finansial yang mereka miliki.

  2. Relevansi Tanggapan: Pandji berargumen bahwa jawaban yang tepat atas keluhan keracunan seharusnya tidak mengarah pada perbandingan dengan pengalaman pribadi. Keterikatan kisah pribadi dengan isu kesehatan masyarakat diyakini tidak membawa penyelesaian yang baik.

  3. Permasalahan di Balik Makan Bergizi Gratis: Dalam diskusi ini, ada upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang penyebab keracunan makanan, dan pentingnya memahami kualitas makanan yang disajikan, terutama dalam program yang menyasar kalangan masyarakat umum.

  4. Sikap Terhadap Kritik: Sikap Deddy yang defensif setelah mendapat kritik dinilai tidak seharusnya muncul, mengingat ia merupakan public figure yang sepantasnya menerima saran atau kritik dari masyarakat dengan lapang dada.

Pandji mengakhiri pembicaraannya dengan menekankan pentingnya sikap tidak insecure atas kritik yang diterima. "Jangan insecure gitu, jangan ‘Gue aja makan steak Rp6 juta keracunan, so?’" ungkapnya, menegaskan bahwa tujuan dari kritik tersebut adalah untuk penyempurnaan dan perbaikan, bukan untuk menyerang secara pribadi.

Melalui dialog yang panas ini, terlihat bagaimana humor dan kritik sosial saling berinteraksi, menjadikan momen ini tidak hanya sekedar kontroversi, tetapi juga penekanan pada nilai penting dalam komunikasi publik, terutama bagi mereka yang berada di sorotan masyarakat.

Intan Permatasari

Intan Permatasari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button